Kembali Kritik Sri Mulyani, Said Didu: Menteri yang Sama yang Membuat Utang di Masa Lalu

- 28 Oktober 2021, 10:12 WIB
Muhammad Said Didu.
Muhammad Said Didu. /Facebook/Muhammad Said Didu/

GALAMEDIA - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu kembali melayangkan kritik pada Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani.

Kali ini Said Didu memberikan fakta lain dalam menanggapi pernyataan Sri Mulyani terkait tingginya utang Indonesia karena warisan masa lalu.

Fakta tersebut dipaparkan Said Didu melalui akun media sosial Twitter miliknya @msaid_didu pada Kamis, 28 Oktober 2021 pagi.

Baca Juga: Peringati Sumpah Pemuda, Menko Polhukam Mahfud MD Sitir Pepatah Arab: Himmatur Rijaal Tahdimul Jibaal

Said Didu menyatakan bahwa yang membuat utang di masa lalu adalah menteri yang sama, yaitu Sri Mulyani.

"Dan yg membuat utang adalah Menteri yg sama - dan Menteri tsb  menyatakan bhw utang saat ini krn beban utang masa lalu," cuitnya yang dikutip Galamedia, Kamis 28 OKtober 2021.

Sebelumnya, Said Didu menyinggung soal fakta menanggapi warisan utang masa lalu yang disampaikan Sri Mulyani.

Baca Juga: Jadi Pembicara di Glasgow, Gubernur Jabar Ridwan Kamil akan Dampingi Presiden Kunjungan Luar Negeri

"Warisan masa lalu? Mari bicara data," tulis Said Didu yang dikutip Galamedia dari Twiter miliknya pada Rabu, 27 Oktober 2021.

Ia menyatakan utang Indonesia pada tahun 2014 masih mencapai Rp 2.600 triliun. Sementara tahun 2021 ini, utang Indonesia sudah mencapai Rp 6.700 triliun.

"Dan yang menambah utang dari periode 2004 - 2014 dari sekitar Rp 1.400 triliun menjadi sekitar Rp 2.600 triliun," katanya.

Baca Juga: Sherina Munaf Murka Hingga Kecam Netizen yang Doakan Aceh Kembali Tsunami: Jangan Asal Bicara!

"Setahu saya Menkeunya sama dengan yang menambah dari periode 2014 - 2021 menjadi sekitar Rp 6.700 triliun. Semoga jelas," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan utang Indonesia sudah parah sejak puluhan tahun lalu.

Pemilik nama lengkap Sri Mulyani Indrawati itu mengungkapkan utang semakin memburuk saat Krisis Moneter pada 1997-1998.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Utang Indonesia Tinggi Karena Warisan Masa Lalu, Tokoh NU ini Beri Komentar Menohok

Sebelumnya, Menkeu mengatakan lonjakan utang tidak terjadi begitu saja. Lonjakan utang dipicu obligasi.

“Waktu ada krisis 1997-1998 dengan adanya bail out, makanya utang kita (negara) sangat tinggi karena obligasi. Jadi ujung-ujungnya adalah beban negara,” paparnya.

Sri Mulyani engatakan saat itu banyak perusahaan dan perbankan yang meminjam dolar Amerika Serikat, termasuk obligasi pemerintah.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x