“Dalam kapasitas apa dia hadir, apalagi lengkap dengan pakaian dinas, seperti suasana perang saja. Seperti menghadapi kelompok bersenjata. Apalagi dia juga menyebut ketika berbicara bahwa dia panglimanya DKI,” ujarnya melalui kanal Youtube Refly Harun, Selasa, 9 November 2021.
Menurut Refly, pernyataan Dudung terkait ini perlu diluruskan. Lantaran, dia harus bisa membedakan mana wilayah sipil dan wilayah militer.
Sebab, wilayah kedaulatannya hanya dalam konteks keamanan. Sedangkan untuk urusan sipil, panglimanya tetap ada di tangan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Sehingga kehadirannya tak bisa dibenarkan.
“Jadi kehadirannya tak dibenarkan. Apa urusannya Panglima Kodam hadir di konferensi pers itu, menurut saya berlebihan,” jelas Refly.
Baca Juga: Pengamat: Ada 5 Calon Pengganti Andika Perkasa Sebagai KSAD, Dudung Abdurachman Favorit Netizen
Lebih jauh, Refly mengingatkan mengenai tugas serta fungsi TNI.
“TNI bukan itu fungsinya, mereka harusnya menjaga intergritas keutuhan wilayah, jangan memecah, mereka harus mengayomi, dan tidak ikut-ikutan masuk ke wilayah sipil.”
“Apalagi misalnya sudah mulai meminta Dudung jadi KSAD untuk bisa bubarkan acara reuni 212,” ucapnya.
“What? Fungsi KSAD tidak seperti itu. Fungsi angkatan darat tidak seperti itu, dia harusnya membina personelnya agar jadi pasukan tangguh, jago tempur untuk jaga kedaulatan, pertahanan wilayah terluar dan sebagainya. Bukan main politik di kota,” imbuhnya menjelaskan.