BEM UNMUL Dipanggil Polisi Soal Patung Istana, Demokrat: Kritik Itu Sama Maknanya dengan ‘Ban Serep’

- 12 November 2021, 08:25 WIB
Wapres KH Maruf Amin
Wapres KH Maruf Amin /Kamsari/EP - BPMI Setwapres

“Kritik itu bukan ditujukan kepada pribadi Wapres, tapi ditujukan pada sistem ketatanegaraan kita yang memang hanya menempatkan Wapres sebagai ban serep atau Patung Istana,” imbuhnya.

Lalu Anggota DPR RI ini juga menjelaskan mengenai maksud dari kritikan ‘Patung Istana’ dan ‘ban serep’.

“Wapres tidak bertanggung jawab atas jalannya pemerintahan, melainkan presiden. Presiden yang bertanggung jawab atas gagal dan suksesnya pemerintahan, bukan wapres. Wapres hanya patung Istana atau ban serap semata,” jelasnya.

Di akhir pendapatnya, Benny mengatakan bahwa di dalam negara demokrasi, rakyat bebas bicara apapun mengenai pimpinannya.

Baca Juga: Surya Paloh Mau Dukung Jokowi 3 Periode, Pengamat: Basa-Basi Untuk Senangkan Presiden

“Selain itu, negara kita adalah negara demokrasi, rakyat bebas bicara, termasuk bebas bicara tentang pemimpinnya, pemimpin yang mereka sendiri pilih. Itu konsekuensi saja dari pilihan kita untuk menjadi negara demokrasi,” pungkasnya.

Untuk diketahui, panggilan polisi untuk Presiden BEM UNMUL tersebut dilakukan pada 2 November 2021 lalu.

Sementara itu, Rektor UNMUL, Prof Dr H Masjaya memberikan tanggapan terkait kritikan dari BEM universitasnya.

Pihak UNMUL lantas menilai substansi unggahan tersebut dengan sebutan 'merendahkan kewibawaan dan martabat' Maruf, sehingga pihak UNMUL tidak sependapat dengan kritikan BEM-nya.

Baca Juga: Aktivis Dakwah Hilmi Firdausi Disebut Ustadz Cabul: Mungkin Ada Benarnya Juga Sih

Halaman:

Editor: Muhammad Ibrahim

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x