Network
Tragedi Semanggi 1998 sendiri bermula saat pemerintahan transisi menggelar Sidang Istimewa MPR untuk menentukan agenda Pemilu.
Kemudian protes mahasiswi pecah karena tak mengakui pemerintahan BJ Habibie dan tidak percaya kepada DPR-MPR Orde Baru.
Selain itu, kelompok mahasiswa juga mendesak agar militer disingkirkan dari ranah politik serta pembersihan orang-orang Orde Baru dari pemerintahan.
Tak hanya mahasiswa, masyarakat sipil ikut menolak adanya Sidang Istimewa MPR serta menolak Dwifungsi ABRI/TNI.
Gelombang demonstrasi terus berlangsung di seluruh tanah air sepanjang gelaran sidang itu dilakukan.
Tragedi ini bahkan sampai menyedot perhatian dunia internasional. Saat peristiwa ini terjadi hampir seluruh sekolah dan Universitas diliburkan terutama yang dekat dengan lokasi sidang agar mahasiswa tidak berkumpul.
Tekanan kepada mahasiswa demikian ketatnya dari masing-masing perguruan tinggi karena berada dalam tekanan pemerintah yang tak menghendaki aksi mahasiswa.
Puluhan ribu orang diperkirakan ikut dalam aksi tersebut hingga akhirnya aparat mengerahkan kendaraan lapis baja untuk membubarkannya.
Saat itulah tembakan membabi buta menerjang mahasiswa hingga menewaskan belasan orang.
