"Negara paling banyak (mendeteksi Omicron) itu di Afrika Selatan, Botswana, Inggris, Hongkong dan Australia," katanya.
Lebih lanjut Budi mengatakan, sejumlah negara yang paling berisiko mengantar importasi kasus Omicron ke Indonesia di antaranya Hongkong, Itali, Inggris dan Afrika Selatan sebab paling banyak memiliki jadwal penerbangan menuju Indonesia.
"Untuk negara-negara yang kemungkinan ada (kasus terkonfirmasi Omicron) paling besar dari Belanda, Jerman," katanya.
Ia mengatakan kemampuan jaringan laboratorium di dunia sudah mampu untuk melihat penyebaran varian baru di dunia sehingga dapat mengidentifikasi serta merespons kebijakan dengan cepat.
Kebijakan pengetatan bagi pelaku perjalanan internasional juga dilakukan Indonesia pada daerah yang berbatasan dengan pelabuhan, bandar udara dan jalur darat.
"Karena pengalaman kita di Delta justru masuknya dari laut, kita jaga di sana. Kita akan pastikan semua kantor karantina pelabuhan, udara, laut dan darat bekerja dengan keras," katanya.
Khusus bagi pelaku perjalanan internasional yang terkonfirmasi positif Covid-19, kata Budi, harus dilakukan tes whole genome sequencing (WGS).
"Sehingga kita tahu apakah ada varian baru atau tidak," katanya.