Cetak Rekor MURI, Festival Mustikarasa Disdik Jabar Diikuti 62 Ribu Peserta

- 23 Desember 2021, 16:59 WIB
Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi
Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi /Humas Disdik Jabar

GALAMEDIA -  Provinsi Jawa Barat sukses mencetak rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) atas rekor sajian makanan terbanyak dari buku resep Mustikarasa.

Tercatat, sebanyak 62.025 peserta termasuk para siswa dan siswi yang terlibat memasak makanan khas Indonesia dalam Festival Mustikarasa yang diinisiasi Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar.

Diketahui, Mustikarasa sendiri merupakan kumpulan resep masakan dari Sabang sampai Merauke yang lahir dari gagasan Proklamator Republik Indonesia Ir Soekarno.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi berharap, melalui Festival Mustikarasa membuat siswa dan siswi lebih kreatif dan bangga terhadap makanan khas Indonesia.

Baca Juga: Viral Video Syuting di Lokasi Pengungsian Semeru, Rebecca Tamara: Saya Minta Maaf Sebesar-besarnya

"Karena, aneka masakan yang ada di Indonesia itu boleh diadu dengan Negara lain. Masakan kita lebih kaya rasa, dengan berbagai rempah yang tumbuh subur di sini," ujar Dedi Supandi, Rabu, 22 Desember 2021.

Dedi Supandi mengatakan, pada pemecahan Rekor MURI Festival Mustikarasa sendiri, secara virtual peserta dapat memilih menu yang akan dihidangkan berdasarkan 1221 Masakan yang ada di buku resep Mustikarasa .

Di mana, pihaknya melibatkan praktisi pendidikan tingkat menengah jenjang SMP dan SMA/ SMK maupun guru di Provinsi Jawa Barat.

"Pesertanya dari seluruh Jawa Barat, yang terbagi dari 27 Kabupaten, 861 Sekolah, 7.157 video masakan, 1.284 jumlah menu makanan, 62.025 jumlah peserta," kata Dedi Supandi

Menurut dia, generasi muda sebagai harapan bangsa memiliki beban moral untuk mengenal, menjaga, dan melestarikan seluruh aset budaya tersebut, termasuk salah satu nya adalah keberagaman kuliner resep asli Indonesia.

"Kalau untuk tujuan khususnya, memperkenalkan resep masakan Indonesia warisan Ir. Sukarno kepada generasi muda. Mengajak masyarakat untuk mengenal dan mencintai kuliner tradisional dan turut serta dalam mengembangkan dan melestarikan kuliner tradisinonal khas nusantara," imbuhnya.

Baca Juga: 40 Lembaga Memiliki Skor 50 Persen, KPK: Kita Bilang Sistem di Pemerintahan Itu Pasti Korup

Dedi Supandi mengaku, Festival Mustikarasa ini terinspirasi dari kegiatan Rantang Siswa yang digelar pada Ramadhan 2021 lalu. Di mana kala itu siswa dan siswi membagikan makanan kepada masyarakat sekitar.

"Perbedaanya, di festival ini mereka masak sendiri dari resep di buku Mustikarasa yang digagas Bung Karno," katanya.

Sementara itu, untuk peserta yang mengikuti kegiatan dalam petujunjuk teknisnya adalah, peserta adalah tim dengan jumlah 5 - 10 orang (siswa SMP, SMA, SMK, atau Guru). Memilih menu masakan yang disediakan dalam aplikasi https://mustikarasaindonesia.com terdiri dari menu utama, lauk pauk, sambal-sambalan, jajanan dan minuman.

Menu yang di pilih dalam satu tim bisa berasal dari satu daerah atau paduan dari daerah yang berbeda. Pilihan menu dapat di lihat di buku judul Mustkarasa, yang didokumentasikan oleh Ir. Soekarno. Memasak menu yang di pilih dan mengemas hasil olahan masakan.

Selain itu, kata dia, saat proses memasak berlangsung diharapkan menggunakan baju adat sesuai dengan asal daerah menu masakan yang di pilih, atau menggunakan baju adat yang lainnya.

Baca Juga: Bikin Ngakak! Rafathar Bocorkan Curhatan Nagita Slavina ke Raffi Ahmad: Kalau Malem-malem Suka Gini...

Membagikan/ mendistribusikan hasil masakan kepada masyarakat sekitar (yatim piatu, panti asuhan, masyarakat yang membutuhkan). Membuat video rekaman proses memasak sampai proses pembagian hasil masakan dengan durasi 3-4 menit (bisa dengan kamera HP, kamera digital).

Proses pengambilan video dimulai dari proses memasak, mengemas maskan dan mendistribusikan hasil masakan.

Video yang dihasilkan bisa asli atau proses editing. Mengunggah video hasil rekaman melaui koordinator/ operator sekolah tempat peserta berasal.

"Petunjuk teknis penerapan di sekolah adalah, melibatkan siswa SMP (kelas VII, VIII dan IX), SMA/SMK (kelas X, XI dan XII) dan umum (mahasiswa, guru, dan praktisi kuliner). Bisa diintegrasikan dalam mata pelajaran PKWU (keterampilan/ life skill) dan TIK dalam hal pemamfaatan teknologi digital ataupun mata pelajaran lain yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Dapat dijadikan sebagai bahan penilian pojeck bagi sekolah penggerak dan nilai mata pelajaran tertentu bagi sekolah dengan kurikulum 2013," papar Dedi Supandi.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah