Abdimas Telkom University Kolaborasikan Multistakeholders untuk Wujudkan Selaawi Kota Bambu

- 25 Desember 2021, 14:19 WIB
 Focus Group Discussion (FGD) Pendampingan Perancangan Model Destination Branding dan Stakeholder Engagement untuk Menciptakan Selaawi Kota Bambu yang Berkelanjutan di Aula Kantor Kecamatan Selaawi, Jumat, 24 Desember 2021.
Focus Group Discussion (FGD) Pendampingan Perancangan Model Destination Branding dan Stakeholder Engagement untuk Menciptakan Selaawi Kota Bambu yang Berkelanjutan di Aula Kantor Kecamatan Selaawi, Jumat, 24 Desember 2021. /

GALAMEDIA - Selaawi Menuju Kota Bambu menjadi slogan yang terus digaungkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dalam beberapa tahun ini.

Potensi alam yang melimpah didukung sumber daya manusia (SDM) perajin yang produktif sangat memungkinkan untuk mewujudkan Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, sebagai ibu kota bambu di tanah air.

Optimisme Selaawi sebagai sentra bambu ini pun terlihat dalam Focus Group Discussion (FGD) Pendampingan Perancangan Model Destination Branding dan Stakeholder Engagement untuk Menciptakan Selaawi Kota Bambu yang Berkelanjutan di Aula Kantor Kecamatan Selaawi, Jumat, 24 Desember 2021.

FGD ini digelar atas kolaborasi tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) Hibah Dikti, Telkom University (Tel-U), Kecamatan Selaawi, dan Olahkarsa.

Baca Juga: Aturan Gol Tandang di Semifinal Piala AFF Dihapus, STY Ingin Timnas Indonesia Menang Tanpa Adu Penalti

"Tanggung jawab kita sekarang adalah menindaklanjuti program Selaawi Menuju Kota Bambu. Kita akan bawa bambu ke kota dan menjadi pusat perhatian masyarakat bahwa Selaawi adalah kota bambu," ujar Camat Selaawi Ridwan Effendi saat membuka FGD yang juga dihadiri oleh seluruh perangkat desa dan komunitas perajin bambu.

Menurut Ridwan, selama ini pihaknya terus mendorong para perajin bambu di wilayahnya untuk berinovasi. Pemkab juga terus memfasilitasi kerajinan bambu di Selaawi menjadi lestari, salah satunya dengan membangun gedung Selaawi Bamboo Creative Center (SBCC) yang kini dinamakan gedung Dayeuh Awi. Bukan hanya menyiapkan infrastruktur penunjang, pihaknya pun terus mengadakan pendampingan dan pelatihan agar perajin bambu di Selaawi semakin produktif.

"Habitat bambu di Selaawi sangat banyak. Kami kini tengah mengelompokkan rumpun bambu apa saja yang ada, juga perlu adanya pengukuran seberapa luas total areal tanaman bambu," tutur Ridwan.

Kecamatan Selaawi terdiri dari tujuh desa penghasil kerajinan berbahan baku bambu dengan luas areal sangat luas, yakni Desa Cigawir, Cirapuhan, Mekarsari, Pelitaasih, Putrajawa, Samida, dan Desa Selaawi.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x