Apa yang Akan Terjadi Tahun 2022? Percaya atau Tidak, Ini 4 Ramalan Nostradamus 446 Tahun Lalu

- 30 Desember 2021, 13:17 WIB
Believe it or not.//Olah foto kolase @Corbis via GI @AngelosTzorzinis/Avalon @Shutterstock/DimaZel @AP DailyMail
Believe it or not.//Olah foto kolase @Corbis via GI @AngelosTzorzinis/Avalon @Shutterstock/DimaZel @AP DailyMail /

GALAMEDIA - Serangan asteroid, banjir, kekeringan yang menghancurkan, dan  kelaparan massal menjadi mimpi buruk bersama warga dunia. Setidaknya demikian prediksi peramal Prancis abad ke-16 Nostradamus.

Dalam bukunya Les Propheties  yang berisi 942 kuatrain puitis dan diterbitkan tahun 1555, Nostradamus meramalkan sejumlah peristiwa besar di masa depan.

Nostradamus diyakini telah meramalkan isu milenial termasuk pemanasan global bahkan kemunculan teknologi artificial intelligence sejak ratusan tahun lalu.

Baca Juga: Viral Anggota Polda Jabar Sowan ke Kediaman Habib Bahar Smith, Ini Penjelasannya

Dijuluki Nabi Kehancuran, prediksi peramal yang juga dokter berdarah Prancis ini terinspirasi teks-teks alkitabiah dan pengalamannya sendiri saat menghadapi wabah.

Ramalannya berfokus pada peristiwa yang membawa kesedihan. Dan lebih dari 400 tahun setelah Nostradamus menerbitkan Les Propheties, karyanya itu tetap populer.  

Ini karena ramalannya bisa diinterpretasikan secara terbuka dan bisa berarti apa saja.

Berikut beberapa prediksi masa depan Nostradamus yang Galamedia kutip dari DailyMail, Selasa 28 Desember 2021.

Baca Juga: Timnas Dibantai Gajah Perang, Eko Patrio: PLN Tolong Matikan Listrik! Tak Sanggup..

Pemanasan global hingga lautan pun mendidih

Nostradamus meramalkan pada tahun 1555 bahwa perubahan iklim akan menjadi sangat parah hingga suhu Bumi pun melonjak.

Saking panasnya ia mengilustrasikan  setengah dari populasi ikan yang mengisi lautan takkan bisa bertahan.

Dia juga menyebut manusia tidak akan menyaksikan turunnya hujan selama 40 tahun. Dan ketika akhirnya hujan datang, terjadi banjir besar yang  menghancurkan banyak negara.

Nostradamus menulis, “Panas matahari menjerang lautan. Di Euboea ikan-ikan sekarat. Penduduk akan memburunya. Biskuit pun tak ditemukan lagi di Rhodes dan Genoa.”

Baca Juga: Tinggalkan Doddy Sudrajat, Sunan Kalijaga Resmi Jadi Kuasa Hukum Haji Faisal

Di bagian lain bukunya, Nostradamus juga menuliskan, “Selama empat puluh tahun pelangi tidak akan terlihat.. Bumi yang kering akan semakin kering dan akan terjadi banjir besar saat pelangi akhirnya menampakkan diri.”

Ahli astrologi tersebut tampaknya memprediksi kedatangan banjir dahsyat dengan proporsi alkitabiah  akan melanda dunia dalam waktu dekat.

Sejauh ini gelombang panas, banjir, dan kekeringan parah sudah terjadi dan terakhir PBB memperingatkan bencana alam yang lebih intens dalam laporan berkategori 'kode merah untuk kemanusiaan'.

PBB telah memperingatkan suhu Bumi kemungkinan naik 1,5 C dalam 20 tahun ke depan,  satu dekade lebih awal dari yang diperkirakan.

Baca Juga: Mantap! Jawa Barat Terpilih Jadi Provinsi Terinovatif Indonesia 2021 Melalui Innovative Government Award 2021

Para ilmuwan memperkirakan suhu akan 1,5 C atau di atas level  pra-industri antara 2030 dan 2052. Tapi sekarang peningkatan disebut akan terjadi antara tahun ini dan 2040.

Sejak 1970, suhu permukaan global telah meningkat lebih cepat daripada periode 50 tahunan dalam 2.000 tahun terakhir. PBB juga mengungkap,  suhu lima tahun terakhir ini menjadi rekor terpanas sejak 1850.

“Kondisinya akan terus memburuk,” kata Linda Mearns,  ilmuwan iklim senior di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional AS. “Tidak ada lagi area yang aman di Bumi... Tidak ada tempat untuk melarikan diri dari kondisi ini.”

Sejauh ini gelombang panas, kebakaran hutan dan banjir melanda negara-negara di seluruh dunia.

Baca Juga: Anda Ingin Terbebas dari Lilitan Utang? Coba Lakukan 5 Cara Ini

Semua ini bisa jadi pertanda peringatan bahwa prediksi Nostradamus tentang laut yang mendidih dan banjir dahsyat sangat mungkin terjadi di masa depan.

Awal tahun ini, Eropa Barat mengalami banjir terburuk dalam beberapa dekade hingga menewaskan lebih dari 180 orang setelah hujan lebat melanda Jerman, Belgia, Luksemburg, Swiss, dan Belanda.

Gelombang panas terik juga menewaskan ratusan orang di pantai barat AS dan Kanada awal musim panas ini. Sementara lebih dari 300 orang tewas dan hampir 13 juta lainnya terkena dampak banjir yang melanda provinsi Henan di China pada akhir Juli.

Baca Juga: Cara Mudah Buat Cumi Bakar Pedas Manis, Cocok Jadi Menu Malam Tahun Baru Bersama Orang yang Kita Sayangi

Serangan ‘asteroid pembunuh’

Nostradamus juga meramalkan pada tahun 1555 bahwa Bumi akan dihantam  asteroid yang menyebabkan kematian massal.

Tidak jelas kapan hantaman ini terjadi, tetapi dia menulis bahwa 'api besar' akan jatuh dari langit.

Dalam satu bagian, Nostradamus mendeskripsikan, “Hujan tiba-tiba turun..menghentikan dua pasukan. Batu langit berjatuhan, api membuat lautan membatu.. Tujuh kematian di darat dan lautan akan tampak.”

Sang astronom melanjutkan, “Api besar akan turun dari langit selama tiga malam.. Penyebabnya sangat mencengangkan dan menakjubkan.. Segera setelah itu terjadi gempa bumi.”

Baca Juga: Catat! Ini Tarif Baru Parkir untuk Motor dan Mobil di Kota Bandung Mulai 1 Januari 2022

Nostradamus seakan memprediksi Bumi akan dihantam sejumlah asteroid yang menyebabkan kebakaran dan kehancuran.

Faktanya sejumlah asteroid melintasi Bumi sepanjang 2021 ini. Terakhir asteroid seukuran bus  nyaris menghantam Bumi di awal tahun.

NASA memperingatkan setiap 2.000 tahun asteroid besar akan datang dan  dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada Bumi,  sesuai prediksi Nostradmus.

Namun Badan Antariksa AS memperkirakan perlu asteroid dengan panjang  lebih dari setengah mil atau lebih dari 5 km untuk dampak yang akan terasa oleh seluruh penghuni Bumi.

Baca Juga: Yakin Indonesia Juara Piala AFF 2020, Ini Nazar Wali Kota Bogor Bima Arya

Asteroid adalah fragmen batuan yang tersisa dari pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan sebagian besar mengorbit antara Mars serta  Jupiter.

Orbit asteroid dipengaruhi  tarikan gravitasi planet, yang mampu menyebabkan perubahan jalur.

Ketika ini terjadi, ada kemungkinan tabrakan dengan Bumi atau planet lain, termasuk yang membunuh dinosaurus 65 juta tahun lalu.

"Setiap 2.000 tahun atau lebih, meteoroid seukuran lapangan sepak bola menghantam Bumi dan menyebabkan kerusakan signifikan tapi terlokalisasi," kata NASA.

“Hanya sekali setiap beberapa juta tahun, objek cukup besar yang  mengancam peradaban Bumi datang. Kami percaya apa pun yang lebih besar dari ukuran satu hingga dua kilometer memiliki efek di seluruh dunia. Dengan diameter 5,4 kilometer, asteroid terbesar yang diketahui berpotensi berbahaya adalah Toutatis.”

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x