AS Hentikan Ethiopia, Mali dan Gunea dari Program Perdagangan Bebas Bea

- 3 Januari 2022, 22:07 WIB
Ilustrasi penduduk Ethiopia menghadapi konflik dan krisis di negaranya.
Ilustrasi penduduk Ethiopia menghadapi konflik dan krisis di negaranya. /Baz Ratner/Reuters

GALAMEDIA – Baru-baru ini, AS menghapus 3 negara keanggotaan African Union yaitu Ethiopia, Mali, Guinea, dari Program Perdagangan Bebas.

Melansir dari aljazeera.com, dihapusnya ke-3 negara termasuk Ethiopia atas dugaan pelanggaran hak dan kudeta.

Dalam sebuah pernyataan The US Trade Representative (USTR) atau Perwakilan Dagang AS, mengatakan jika pihaknya menghentikan tigas negara dari Undang-undang Pertumbuhan dan Peluang Afrika (African Growth and Opportunity Act – AGOA).

Baca Juga: Jenderal Dudung Ingin Merangkul, OPM Menantang TNI Perang: Tembak-tembakan Peringatan Telah Dikeluarkan

“Karena tindakan yang diambil oleh masing-masing pemerinta mereka yang melanggar AGOA Statute,” jelasnya.

Adapun diungkapkan, jika AS sangat prihatin “dengan pelanggaran berat hak asasi manusia yang diakui secara internasional yang dilakukan oleh pemerintah Ethiopia dan pihak lain di tengah konflik yang tengah meluar di Ethiopia Utara”.

Meskipun ada permintaan dari beberapa legislator AS dan kelompok lobi Ethiopia, yang meminta pemerintahan Biden untuk memberi negara lebih banyak waktu untuk mematuhi tuntutan AS, tetapi AS tetap bersikukuh.

Baca Juga: Daftar Tanggal Merah dan Libur Nasional Tahun 2022, Bulan Mana yang Pas untuk Wisata?

AS menghentikan kelayakan Ethiopia untuk manfaat perdagangan.

Tuntutan tersebut berisi persyaratan kelayakan tertentu, seperti menghilangkan hambatan terhadap perdagangan dan investasi AS dan membuat kemajuan pluaralisme politik.

Pada tahun 2020, 38 negara memenuhi syarat untuk AGOA.

Dalam pernyataannya USTR, mengatakan bahwa Ethiopia, Mali dan Guinea masih dapat bergabung kembali dalam pakta tersebut jika mereka memenuhi ketentuan undang-undang tersebut.

“Setiap negara memiliki tolok ukur yang jelas untuk jalur menuju pemulihan dan Administrasi akan bekerja dengan pemerintah mereka untuk mencapai tujuan itu,” katanya.

Baca Juga: 5 Film yang Terinpirasi dari Spirit Doll alias Boneka Hantu

Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan pada bulan November bahwa Ethiopia akan terputus dari skema perdagangan bebas bea yang disediakan di bawah AGOA karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia di utara negara itu.

Keputusan AS untuk menangguhkan manfaat perdagangan Ethiopia mengancam industri tekstil negara itu, yang memasok merek fashion global, dan harapan baru negara itu untuk menjadi pusat manufaktur ringan.

Ethiopia Kecewa Dengan Keputusan AS

Sementara itu, mengutip dari abcnews.go.com, Ethiopia mengatakan tidak senang dengan keputusan AS untuk mencabut akses bebas bea untuk ekspor negara Afrika Timur itu.

Baca Juga: Rumor Solo Leveling Segera Diadaptasi dalam Bentuk Anime, Ini Penjelasannya

“Pemerintah Ethiopia sedih atas keputusan AS untuk menghapusnya, dari manfaat perdagangan preferensial,” ungkap Kementerian Perdagangan Ethiopia.

Dalam pernyataannya, ia juga menegaskan jika Ethiopia melakukan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk membawa perdamaian dan stabilitas, konsesus politik dan pembangunan ekonomi.

“Selain melakukan reformasi, sejalan dengan hubungan lama antara kedua negara,” dalam pernyataan itu.

Kementerian Perdagangan Ethiopia mengatakan pada November 2020 bahwa pihaknya “sangat kecewa” dengan pengumuman Washington.

Baca Juga: Luhut Klaim Penanganan Covid-19 Indonesia Telaten: Tapi Kita Tidak Sombong, Negara Lain Berkaca ke Kita

Dengan mengatakan langkah itu akan membalikkan keuntungan ekonomi, dan secara tidak adil mempengaruhi dan merugikan perempuan dan anak-anak.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah