DOA - TRTO, Metode Efektif Atasi Stres Akibat Trauma dalam Satu Sesi Ala Coach Rheo

- 13 Januari 2022, 14:29 WIB
Coach Rheo.//Doc
Coach Rheo.//Doc /

GALAMEDIA - Peristiwa traumatik yang membekas dari masa lalu dapat menimbulkan tekanan stres berkepanjangan dan masuk kategori post traumatic stress disorder (PTSD).

Demikian antara lain dikemukakan konselor Caezarro Rey Abishur atau Coach Rheo pada peluncuran program DOA-TRTO: Divine Oracular Assistance - Tension Releasing Therapy Online di Rasuna Said, Jakarta, Rabu 12 Januari 2022.

Beban mental masa lalu, kata Rheo, yang juga melakukan konseling untuk Mayang dan Chika, adik almarhum Bibi Ardiansyah, kerap memengaruhi seseorang secara signifikan di masa depan.

Baca Juga: MAKIN KONTOVESIAL! Habib Kribo Unggah Foto Menggendong Anjing: Bersama Kekasih Tuhan Hewan Anjing

“Banyak hasil riset terkini menunjukkan perilaku seseorang mudah marah dan tertekan. Hal ini biasanya karena memiliki beban mental masa lalu,” ujarnya.

Pandemi Covid-19 atau setelahnya tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental masyarakat. Maka jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan depresi.

“Bahkan dapat menimbulkan persoalan fisik (GERD, sakit kepala, keringat dingin, maag). Oleh karena itu, stres tidak bisa dipandang sebelah mata,” papar profesional muda yang kerap dijuluki Mind Technology Expert ini.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 13 Januari 2022: Rendy Berkhianat, Al Kecewa Berat Hingga Ingin Bunuh Diri

Rheo mengingatkan untuk tidak meremehkan kesehatan mental meski umum terjadi. “Tapi jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan mental ini bisa membahayakan jiwa,” ujarnya.

Apalagi depresi yang berawal dari trauma merupakan gangguan kesehatan jiwa yang banyak terjadi. “Jumlahnya diperkirakan terus meningkat sepanjang tahun,” tukasnya.

Di Indonesia, diperkirakan lebih dari 15,6 juta penduduk mengalami depresi. Angka ini terus meningkat dan menempatkan depresi sebagai penyakit dengan kasus kedua tertinggi setelah penyakit jantung.

"Itu pun masih banyak yang tidak terdata. Karena Indonesia sangat kurang edukasi tentang kesehatan mental,” paparnya.

Baca Juga: Selain Nyinyir ke Habib Bahar, Habib Kribo Sempat 'Serang' Anies Baswedan: Pasti Pendukung Anies Ini

Data terakhir World Health Organization (WHO), penyebab disabilitas utama di dunia bukanlah kelumpuhan fisik, tetapi depresi. Titik di mana kumpulan beban mental sudah begitu beratnya sehingga tidak bisa lagi ditangani.

Menurut WHO, kontribusi terbesar penyebab bunuh diri adalah depresi dan alkohol. Jumlahnya mencapai 60% dari penyebab bunuh diri.

Indonesia diperkirakan menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah kematian tertinggi akibat bunuh diri.

“Kenyataan tersebut perlu diwaspadai karena depresi atau stres, trauma, bisa menyerang kapan saja, dan siapa saja tanpa kecuali,” ujar salah satu pendiri Yayasan Konseling Harapan Indonesia (YAKHIN) ini.

Baca Juga: Bocoran Buku Harian Seorang Istri 13 Januari 2022: Akhirnya! Fajar dan Lia Menikah, Kevin Murka

Pandemi Covid-19 juga memunculkan berbagai persoalan, baik menyangkut moral, sosial, dan ekonomi. Juga PHK, kriminalitas, kesenjangan sosial hingga tingkat perceraian yang tinggi.

“Timbulnya berbagai distabilitas, patologi sosial ini akibat masyarakat kurang siap menerima keadaan. Putus asa menjalani kehidupan, trauma dan akhirnya mengalami depresi,” papar Rheo.

Mengenai metode DOA TRTO untuk mengatasi tekanan stres yang menjadi penyebab depresi, Rheo memperkenalnya setelah menjalani puluhan ribu jam praktik dan pembelajaran di bidang teknologi pikiran.

Baca Juga: Seleb TikTok Ini Sindir Habib Kribo yang Sebut Bahar Smith Menjual Gelar Habib: Kualifikasinya Apa?

Rheo awalnya menerapkan metodologi baru itu pada diri sendiri untuk membantu membuang beban emosi.

“Empirisme pribadi ini yang kemudian saya terapkan untuk membantu banyak orang. Bagi saya ini sebuah berkat yang memberi manfaat bagi kehidupan sesama,” ujar salah satu pendiri Gadingkonseling @gadingkonseling Jakarta ini.

DOA-TRT memberi hasil signifikan dalam waktu relatif singkat pada mereka yang mengalami PTSD hingga mereka dapat kembali pada zona nyaman (netral).

Rheo menciptakan sistem inovatif yang sangat sederhana tanpa harus menceritakan detail permasalahan.

“Klien kembali di titik nol. Ibarat bayi baru lahir tanpa luka,”  ujar trainer KKNI Level 6 BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) Republik Indonesia ini.

Baca Juga: Napi Terorisme di Lapas Garut Berikrar Setia pada NKRI

Menurut Rheo, waktu penanganan trauma masa lalu seperti pelecehan atau trauma pemerkosaan bisa dipangkas dengan metode DOA-TRTO.

“Tidak lebih dari 60 menit beban emosi akibat PTSD bisa langsung netral,” ujar penyuluh dengan puluhan sertifikasi dan ratusan training di bidang pengembangan diri ini.

Selain mind technology expert, Rheo juga trainer dengan catatan NLP Meta Master Practitioner of Neurosemantics, (International Institute of Neurosemantic, North Carolina USA), Associate Meta Coach dari (Meta Coach Foundation, Colorado, USA), dan Master Practitioner Of Neuro Linguistic Programming (NLP Society Florida, USA).

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x