Tingkatkan Pelayanan di Tengah Pandemi, DPW PPNI Jabar Gagas Satu Desa Satu Perawat

- 12 Februari 2022, 18:52 WIB
Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Barat, Budiman saat memberikan  keterangan pers//Rio Ryzki Batee
Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Barat, Budiman saat memberikan keterangan pers//Rio Ryzki Batee /
GALAMEDIA - DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat menggagas program satu desa satu perawat.
 
Dimana program tersebut dinilai menjadi salah satu upaya percepatan pelayanan kesehatan kepada warga, terutama di masa pandemi Covid-19. 
 
Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Barat, Budiman mengatakan bahwa program satu desa satu perawat merupakan salah satu dari sejumlah program kerja PPNI Jawa Barat. Nantinya, perawat tersebut akan tinggal disebuah desa untuk memberi pelayanan kepada warga.
 
 
"Perawat ini bukan perawat yang biasa kerja di Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan (Faskes), tapi khusus yang ditugaskan di desa," ungkapnya di Kantor DPW PPNI, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Sabtu  12 Februari 2022. 
 
Dikatakannya program satu desa satu perawat tersebut bisa bersinergi dengan program-program kesehatan Pemprov Jabar.
 
Apalagi saat ini, dibutuhkan tenaga kesehatan disetiap daerah untuk penanganan pandemi Covid-19 hingga ke level keluarga, sebagai sarana edukasi menjaga kualitas kesehatan melalui upaya promotif dan preventif.
 
 
"Kami menilai, akan lebih baik jika penanganan Covid-19 bisa cepat teratasi hingga ke kawasan pedesaan. Maka dari itu, kami siap berkolaborasi dengan menerjunkan perawat untuk ikut serta mengedukasi warga tentang hidup sehat," jelasnya. 
 
Lebih jauh, hingga saat ini jumlah perawat di Jabar yang tercatat berdasarkan by name by address sekitar 87 ribu orang. Menurutnya jumlah perawat tersebut bisa dimaksimalkan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19, dengan ditempatkan di desa. Dimana sebelumnya diberikan pelatihan yang berkompeten. 
 
"Dari 87 ribu perawat juga masih banyak yang belum diangkat jadi ASN atau statsusnya masih honorer. Kami ingin perawat-perawat ini memiliki satu pengalaman dan mengabdi di tengah warga," jelasnya.
 
 
Budiman menjelaskan, tidak selalu soal Covid-19, perawat ini juga nanti akan menjadi (fasilitator) atau tenaga keperawatan yang lebih dulu memberikan pertolongan pertama jika suatu waktu ada Kejadian Luar Biasa (KLB). Perawat tersebut, akan memfasilitasi dan mengarahkan warga harus ke Puskesmas atau Faskes mana untuk segera ditindaklanjuti.
 
"Perawat ini tugasnya membina desa dalam kondisi apapun. Memberi edukasi, memberi pelayanan dan lainnya seputar kesehatan," ucapnya. 
 
Ia berharap, program satu desa satu perawat ini bisa segera terealisasi, lantaran beriringan dengan program Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan warga. 
 
 
Mengingat Gubernur Jabar tersebut, memberikan apresiasi atas dedikasi tenaga kesehatan (nakes) yang gugur dalam menangani pasien Covid-19 hingga dibuatkan monumen. 
 
"Program-program kami juga bersinergi dengan program Pemprov Jabar seperti akselerasi vaksinasi Covid-19. Kemudian kampanye protokol kesehatan (prokes) secara masif sampai pada dasawisma dan siap siaga pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas dan faskes lainnya," tambahnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x