Siti Fadilah Supari Minta Kasus Omicron Tak Dibesar-besarkan, Begini Penjelasan Mantan Kepala BAIS

- 13 Februari 2022, 18:05 WIB
Ilustrasi varian Omicron. /Pixabay.com
Ilustrasi varian Omicron. /Pixabay.com /

 

GALAMEDIA - Di masa perhelatan G-20 di Indonesia dari sejak 1 Desember 2021 hingga KTT G-20 pada November 2022, Indonesia selaku tuan rumah diguncang isu lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

Hal itu pun menjadi sorotan mantan Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari saat berbincang-bincang dengan mantan Kepala BAIS Laksamana Muda TNI (Purn.) Soleman B Ponto, S.T., M.H.

Hal itu terungkap dalam rekaman video YouTube pada kanal Siti Fadilah Supari Channel dikutip Galamedia, Minggu, 13 Februari 2022.

Ponto mengatakan, dalam pandangan intelijen, kasus lonjakan Omicron ini bisa saja untuk menggagalkan kegiatan G-20 di Indonesia.

Mantan Menkes RI Siti Fadilah Supari saat berbicang-bincang dengan Eks Kepala Bais Laksamana Muda TNI (Purn.) Soleman B. Ponto, S.T., M.H.
Mantan Menkes RI Siti Fadilah Supari saat berbicang-bincang dengan Eks Kepala Bais Laksamana Muda TNI (Purn.) Soleman B. Ponto, S.T., M.H.

"Agar orang-orang ketakutan untuk datang ke Indonesia," kata dia.

Menurutnya, hal itu membutuhkan analisa. Apakah lonjakan kasus ini benar-benar terjadi atau hanya karena publikasi.

"Orang takut kan kini bukan karena rumah sakit banyak pasien tapi jumlahnya wow. Bisa dijadikan alasan untuk menggagalkan G-20," katanya.

Baca Juga: JHT 56 Tahun, Presiden KSPI Said Iqbal: Pemerintah Tidak Bosan Menindas Kaum Buruh

Lalu ia pun meminta pandangan Siti Fadilah dari sisi medical yang terjadi saat ini.

"Menurut saya memang tak perlu dibesar-besarkan. Karena tak menyebabkan angka kematian meningkat dan rumah sakit membludak," ujarnya.

"Karena akan merugikan negara sendiri," ujarnya.

Terlebih, lanjut dia, pemerintah sudah mempunyai program yang jelas dengan menjemput bola.
"Kalau ada orang yang terkena Omicron tak perlu datang ke rumah sakit, pemerintah akan datang memberi obat. Mengirim dokter telemedicine," ujarnya.

"Ini program perlu mendapat acungan jempol," kata dia.

"Mau Omciron 100 ribu kek mau 200 ribu kek, kalau angka kematian rendah dan rumah sakit masih kosong, sebaiknya agak redam," katanya.

"Jadi jangan dibesar-besarkan agar tidak dimanfaatkan kelompok yang tidak menyukai G-20," katanya.

Baca Juga: Patung Presiden Jokowi Bersepeda Motor Bakal Hiasi Sirkuit Mandalika

Dengan demikian, Siti Fadilah menilai pentingnya ada lembaga Medical Intelijen untuk mengantisipasi hal-hal seperti itu.

Dengan pengalaman dua tahun, menurutnya, perlu adanya lembaga intelijen tersebut.

"Tentu juga harus canggih dan kredible agar bisa dipercaya," ujar Ponto.

"Isu-isu ini bakal dimainkan. Karena dinilai sudah berhasil," lanjut Ponto.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x