Gerindra Protes Menag Bandingkan Adzan yang Indah dengan Suara Lain: Tidak Tepat dan Berlebihan!

- 24 Februari 2022, 19:06 WIB
Sekretaris DPD Partai Gerindra Jabar, Abdul Haris Bobihoe ikut mengomentari pernyataan Menag terkait suara adzan./dok.IST
Sekretaris DPD Partai Gerindra Jabar, Abdul Haris Bobihoe ikut mengomentari pernyataan Menag terkait suara adzan./dok.IST /

GALAMEDIA - Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad protes terhadap komentar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyinggung suara adzan.

Dasco menilai lantunan adzan sangat indah dan tak tepat jika dibandingkan dengan suara lain.

Seperti diketahui, sebelumnya Menag Gus Yaqut menerbitkan surat edaran terkait aturan penggunaan toa di masjid dan musala.

Ia mengklaim tak ada larangan penggunaan dan pemerintah hanya mengatur besar volume. Namun Gus Yaqut sempat membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing.

"Jika suara adzan dianggap sebagai gangguan, saya pikir itu berlebihan. Suara adzan itu indah dan bermakna, menjadi semacam budaya di Indonesia," tutur Dasco kepada wartawan, Kamis, 24 Februari 2022.

Dasco mengungkapkan, adzan di Indonesia sudah menjadi budaya karena dikumandangkan 5 kali sehari dengan durasi 1 sampai 1,3 menit.

Baca Juga: Laporan Roy Suryo Ditolak Polda Metro Jaya, Muannas Alaidid: Terimakasih PMJ, Giliran RS yang Kita Laporkan

Suara adzan mengingatkan dan memanggil umat Islam untuk bergegas melaksanakan salat. Hal itu dikategorikan sebagai kearifan dan cagar budaya dalam hidup bertoleransi antar umat beragama di Indonesia.

"Tidak bisa disamakan dengan suara apa saja, apalagi dianggap sebagai suara yang menganggu," tegas Dasco.

Ia pun mengajak semua pihak untuk memaknai toleransi dengan baik. Semua pihak saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa dan sesama umat beragama.

"Di tengah keberagaman yang kita miliki, saya mengajak kepada semua pihak untuk memaknai toleransi dengan baik," ajaknya.

"Mari kita pertebal semangat persatuan, saling menghormati dan saling menghargai sesama anak bangsa dan juga antarumat beragama," lanjut Dasco.

Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jabar, Abdul Haris Bobihoe menyatakan, gema adzan sebagai dakwah dalam arti ajakan atau panggilan melakukan salat berjamaah.

Oleh karena itu, adzan sangat penting dikumandangkan untuk mengingatkan bahwa waktu salat telah masuk sehingga penggunaan pengeras suara menjadi penting agar radius gema azan terdengar luas.

Baca Juga: Cak Imin Usul Pemilu 2024 Ditunda, Pengamat Curiga: Dia Bagian dari Oligarki, Usulan Tak Masuk Akal

"Coba saat adzan berkumandang, hayati dan resapi. Sangat indah. Ini ajakan kebaikan. Jadi kalau pun keras, tidak mengapa. Tinggal koordinasikan antarwarga," tuturnya.

Haris menjelaskan, dakwah atau syiar Islam dalam adzan adalah suatu bentuk kegiatan menyampaikan pesan yang terkandung dalam lafadz-lafadnya.

Lafadz adzan sebagai bentuk syiar Islam yaitu seperti lafadz 'hayya alash sholah' yang artinya marilah sembahyang (salat) dan 'hayya alal falah' mari menuju kemenangan.

"Maksud dari lafadz tersebut adalah suatu ajakan kepada seluruh umat manusia untuk menunaikan salat agar mendapatkan kemenangan di dunia dan di akhirat," terang dia.

Lebih lanjut Haris pun mencontohkan tradisi unik yang hingga saat ini tetap lestari di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, di Kawasan Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Setiap salat Jumat, lantunan adzan tidak dilakukan oleh hanya satu orang, melainkan tujuh orang sekaligus secara bersamaan, yang dikenal dengan tradisi adzan pitu.

"Tradisi ini berawal saat Syarif Hidayatullah memerintahkan tujuh orang warga untuk adzan secara bersamaan. Perintah itu muncul untuk memerangi wabah penyakit yang melanda sejumlah warga Cirebon sekitar keraton," ungkap dia.

"Setelah adzan pitu, warga yang sakit sembuh dan penyakit itu hilang. Jadi, adzan juga punya makna lain," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x