WASPADA COVID-19! Angka Positivity Rate di Indonesia Menunjukkan Potensi Penularan Cukup Tinggi

- 25 Februari 2022, 18:05 WIB
Satgas COVID-19 Cianjur melakukan tes cepat dan usap terhadap tenaga kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan varian omicron//ANTARA/Ahmad Fikri).
Satgas COVID-19 Cianjur melakukan tes cepat dan usap terhadap tenaga kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan varian omicron//ANTARA/Ahmad Fikri). /

Hal ini juga dapat disebabkan karena varian Omicron memunculkan gejala yang lebih ringan bahkan tanpa gejala dibandingkan varian Delta dengan gejala yang lebih nyata.

Baca Juga: Efek Pandemi, UMKM dan Penjualan Digital Kota Bandung Tumbuh Pesat

Karenanya, di masa Delta proporsi PCR sebagai alat peneguhan diagnosa lebih banyak, karena orang yang bergejala sedang hingga berat pun cenderung lebih banyak. Sementara di masa Omicron, orang cenderung bergejala ringan bahkan tanpa gejala, dan masih tetap beraktivitas normal.

Sementara, dari sisi mobilitas nasional saat ini, setara bahkan lebih tinggi dibanding gelombang Delta. Namun, saat ini testing lebih banyak untuk tujuan skrining dengan proporsi rapid antigen yang lebih tinggi.

Dari paparan data tersebut, dengan kondisi yang tidak separah masa varian Delta, seluruh elemen masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaan. Dan jika melihat tren kenaikan positivity rate mingguan, belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Baca Juga: Usulan Jabatan Presiden Jokowi Diperpanjang, NasDem: Menghancurkan Demokrasi

Artinya, potensi penularan masih tinggi di tengah masyarakat. Terlebih pula, hal ini terjadi di tengah kondisi capaian testing rapid antigen yang lebih besar dimana banyak orang yang didapati positif melalui proses skrining, seperti syarat perjalanan dan aktivitas lainnya.

Tingginya angka positivity rate di tengah tingginya mobilitas ini menunjukkan kesadaran protokol kesehatan masyarakat yang masih belum cukup baik. Orang-orang yang beraktivitas dan melakukan perjalanan, ternyata masih banyak yang tertular. Meskipun pada akhirnya orang-orang yang tertular dapat teridentifikasi positif berkat skrining, namun akan lebih baik lagi mencegah penularan tidak terjadi sejak awal.

Karena itulah untuk mengakhiri rantai penularan, hanya dapat dilakukan dengan penerapan disiplin protokol kesehatan ketat. Dan upaya pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan aman. Produktivitas masyarakat yang tidak aman berpotensi menyebabkan lonjakan kasus yang justru menurunkan capaian ekonomi jauh lebih besar.

Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina, UEFA Pindahkan Final Liga Champions ke Paris

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x