Akan tetapi, Habib Abubakar Assegaf sangat menyesalkan pernyataan pernyataan Menag Yaqut yang pada akhirnya menimbulkan kegaduhan.
Ia meminta Yaqut agar tidak mengeneralisir aturan toa penggunaan toa masjid itu di semua daerah, apalagi sampai membuat analogi lantunan adzan dengan gonggongan anjing.
Menurut, Habib Abubakar Assegaf analogi yang dibuat Yaqut Cholil Qoumas itu lah yang pada akhirnya menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat.
"Namun sebaiknya ini tidak digeneralisir di semua daerah. Dan seharusnya Menag tidak membuat analogi lantunan adzan dengan gonggongan anjing, ini yang akhirnya menimbulkan pro kontra & kegaduhan masyarakat, karena ucapan itu tidak muqtadhol hal," tuturnya.
Baca Juga: Ramalan 'The Simpsons' Soal Perang Rusia-Ukraina Jadi Kenyataan, Begini Kata Sang Produser
Lebih lanjut, Habib Abubakar Assegaf menegaskan bahwa adzan itu merupakan bagian dari syariat Islam yang sangat sakral.
Karena itu lah, ia meminta Yaqut Cholil Qoumas agar lebih hati-hati dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari aturan penggunaan toa masjid tersebut.
Habib Abubakar Assegaf juga menyarankan Yaqut Cholil Qoumas agar lebih mempertimbangkan suasana hati masyarakat, terlebih saat ia menyampaikan pernyataan di media massa.
"Adzan itu bagian dari syariat yang sangat sakral dalam Agama Islam. Pak Menag @YaqutCQoumas harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan maksud dan tujuan , apalagi di media massa, mohon pertimbangkan suasana hati ummat," pungkasnya.***