Perang Rusia-Ukraina Bikin Saham Asia Anjlok, Harga Minyak Meroket

- 2 Maret 2022, 12:36 WIB
Ilustrasi Saham anjlok gara-gara invasi Rusia ke Ukraina.
Ilustrasi Saham anjlok gara-gara invasi Rusia ke Ukraina. /unsplash/Austin Distel

GALAMEDIA - Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menyebabkan saham-saham Asia anjlok drastis pada hari ini Rabu, 2 Maret 2022.

Perang antara Rusia dan Ukraina juga menjadi penyebab kabar buruk datang dari perdagangan minyak mentah dunia pada hari ini.

Saham-saham Asia berada di bawah tekanan baru pada perdagangan pada pagi hari ini. Seperti Galamedia dari ANTARA.

Baca Juga: Kang Dede Ajak 7 Juta Anggota Banser Hancurkan Pengasong Agama, Hisyam Mochtar: Pengadu Domba Sesama Muslim!

Harga minyak melonjak setelah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak sanksi agresif terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Berbagai saham dilaporkan "tenggelam" di Wall Street akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Di awal hari perdagangan Asia, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,19 persen dengan indeks saham-saham unggulan China CSI300 diperdagangkan 0,89 persen lebih rendah dan Nikkei Jepang jatuh 1,5 persen.

Di Australia, indeks acuan ASX 200 naik 0,2 persen karena kenaikan harga-harga komoditas mengangkat saham penambang.

Baca Juga: Kabar Gempa Bumi Terkini Pasaman Barat, Pengungsi Sudah Diperbolehkan Pulang, Ini Alasan BMKG

Pada Selasa, 1 Maret 2022 kemarin indeks S&P 500 dan Komposit Nasdaq ditutup sekitar 1,6 persen lebih rendah, sementara Dow Jones Industrial Average turun hampir 1,8 persen.

Terbaru sanksi global terhadap Rusia semakin kuat akibat invansi yang mereka lakukan ke wilayah kedaulatan Ukraina.

Pemerintah Amerika Serikat bahkan bmelarang penerbangan Rusia menggunakan wilayah udara Amerika. Langkah serupa sudah diambil Uni Eropa dan Kanada.

Sanksi global terhadap Rusia telah mendorong serangkaian perusahaan besar untuk mengumumkan penangguhan atau keluar dari bisnis mereka di negara itu.

Baca Juga: 10 Tahun di Balik Jeruji Besi, Ini yang Dilakukan Mantan Anggota DPR Angelina Sondakh Jelang Hirup Udara Bebas

Exxon Mobil bahkan telah mengumumkan bahwa mereka akan keluar operasional merea di Rusia. Termasuk ladang produksi minyak.

Exxon Mobil mengikuti keputusan serupa oleh raksasa minyak Inggris BP PLC, Shell dan Equinor ASA dari Norwegia.

Pengumuman Exxon Mobil datang ketika harga minyak terus melonjak di atas 100 dolar Amerika Serikat per barel.

Pada Rabu pagi hari ini, patokan global minyak mentah Brent melonjak 2,6 persen menjadi 107,69 dolar Amerika Serikat per barel.

Baca Juga: 4 Kartu Rekening Diblokir, Indra Kenz Terancam Kehilangan Rumah Mewahnya yang Bakal Disita Bareskrim Polri

Minyak mentah West Texas Intermediate AS terangkar 3,0 persen menjadi diperdagangkan di 106,50 dolar Amerika Serikat per barel.

Kenaikan terjadi meskipun ada kesepakatan global untuk melepaskan 60 juta barel cadangan minyak mentah untuk mencoba mengendalikan kenaikan harga minyak dunia.

Di pasar mata uang, dolar Amerika Serikat terakhir dilaporkan naik 2,83 persen terhadap rubel di 108,01 setelah menyentuh rekor tertinggi 117 sehari sebelumnya.

Dolar Amerika Serikat juga dilaporkan lebih kuat terhadap yen, naik 0,1 persen pada 115,01. Sementara mata uang euro menguat menjadi 1,1133 dolar.

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Berdampak pada Pabrikan Otomotif, Ini Daftarnya

Kenaikan greenback terjadi karena imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat rebound setelah turun ke posisi terendah delapan minggu pada Selasa kemarin.

Pergeseran prospek pertumbuhan global sebagai akibat dari konflik yang memburuk telah membuat investor memangkas taruhan bahwa Federal Reserve akan secara agresif menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah Amerika Serikat 10 tahun kedepan naik menjadi 1,7548 persen dari 1,711 persen pada akhir Selasa kemaari.

imbal hasil obligasi pemerintah 2 tahun kedepan yang sensitif terhadap kebijakan melonjak menjadi 1,3785 persen dari 1,305 persen.

Baca Juga: Ukkasya Muhammad Syahki Genap 11 Bulan, Putra Irwansyah dan Zaskia Sungkar Lagi-lagi Buat Jatuh Hati

Pasar berjangka dana Fed sekarang menilai hanya peluang 5,0 persen dari kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Fed pada Maret ini.

Komoditas emas yang menyentuh level tertinggi 18 minggu lalu dan telah melonjak hampir 2,0 persen pada Selasa kemarin.

Hal ini tak terlepas dari semakin buruknya situasi di Ukraina pasca invasi Rusia hingga hari ini.

Situasi serupa juga berlaku untuk Bitcoin. Bitcoin sebelumnya melonjak hampir 15,5 persen pada Selasa kemarin karena penguatan kredensial mata uang konflik, kini turun 1,2 persen menjadi 43.911,84 dolar Amerika Serikat.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x