Network
GALAMEDIA - China disebut 'menang banyak' alias akan muncul sebagai pihak yang diuntungkan akibat perang Rusia dan Ukraina.
Hal tersebut diungkapkan seorang agen khusus FBI, Steve Gray yang bekerja di China dan Korea Utara dalam wawancaranya dengan Fox News.
"Pada akhirnya, China adalah pemenang besar dalam Perang Rusia-Ukraina," katanya dikutip Galamedia Rabu, 2 Maret 2022.
Baca Juga: Tayang Perdana di Bioskop Korea Selatan, The Batman Langsung Box Office
Dikatakannya bahwa sanksi berat yang diberikan negara-negara Barat dan Uni Eropa kepada Rusia justru membuka keuntungan bagi China.
"Mereka akan menjadi penerima manfaat utama dari sanksi terhadap Rusia, yen akan mendapat manfaat dari penurunan rubel, dan mereka telah diberikan studi kasus tentang seperti apa tanggapan dunia jika mereka menyerang Taiwan." jelasnya.
Bahkan kata Grey, hal itu memang sudah sesuai dengan rencana dan perhitungan China sebelumnya.
Baca Juga: Joe Biden Blunder Saat Pidato Penting Soal Perang Rusia-Ukraina, Ekspresi Kamala Harris Disorot
"Tidak mengherankan sama sekali mengetahui bahwa ini terbentuk persis seperti yang direncanakan China," sebutnya.
Grey yang sudah berpengalaman selama sepuluh tahun dalam pengawasan yang berfokus di China dan Korut ini menyebutkan bahwa China memang terus berupaya untuk menjadi pemimpin global menggantikan Amerika Serikat (AS).
"Dari pengalaman saya sebagai agen khusus pengawas FBI yang bekerja di China dan Korea Utara, saya tahu bahwa Partai Komunis China terus-menerus dan dengan sabar berencana untuk menggantikan kami sebagai pemimpin global," ungkap Grey.
Baca Juga: Terlibat Kasus Pengeroyokan Ketua KNPI Haris Pertama, Politisi Senior Partai Golkar Ditahan Polisi
Dia pun mengingatkan AS atas adanya ancaman tersebut.
"Sebagai orang Amerika, kita harus menyadari ancaman ini," tegasnya.***
