Putin Makin Irasional, Ini 5 Suksesor yang Siap Kudeta Orang Nomor Satu Rusia

- 6 Maret 2022, 10:03 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin /Reuters

Prof Tolz-Zilitinkevic mengatakan, “Hubungan eratnya dengan FSB membuat citranya sangat negatif”.

Baca Juga: Dibantu Hujan, PERSIB BANDUNG Raih 3 Angka dan Samai Poin Bali United di Puncak Klasemen

“Kita bisa  melihat bagaimana Putin dan banyak perwira intelijen di seluruh dunia, bahkan di negara-negara demokrasi, mereka yang memiliki pandangan konspiratif tidak terlalu kompatibel untuk pemimpin negara. “

Menurutnya Patrushev kemungkinan akan menjadi pilihan  terburuk.

“Tapi itu kemungkinan. Dia memiliki pandangan dunia berlatar paranoid bahwa dunia mengincarnya.”

Baca Juga: Kremlin Geram Atas Ulah Barat yang Disebutnya Mirip Bandit, Loyalis Putin: Rusia Terlalu Besar!

Valery Gerasimov (Panglima Angkatan Darat)

Gerasimov telah menjadi kepala tentara Rusia sejak 2012 sejak ditunjuk oleh Putin.

Dia merupakan ahli strategi yang menciptakan 'doktrin Gerasimov' yang menggabungkan taktik ekonomi, budaya, informasi dan militer untuk mencapai tujuan strategis bagi Rusia.

Termasuk langkah Rusia selama dua dekade terakhir seperti campur tangan dalam pemilihan presiden AS tahun 2016 dan kerberhasilan Rusia menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 dan Piala Dunia FIFA 2018.

Baca Juga: Erick Thohir Dinilai Mampu dan Layak Jadi Penerus Jokowi di 2024, Relawan Bilang Begini

Gerasimov menjadi jenderal lainnya yang bakal menghadapi tantangan atas keterlibatannya dalam invasi ke Ukraina untuk menggantikan Putin.

Prof Studi Rusia Tolz-Zilitinkevic mengatakan bahwa meskipun militer menempatkannya sebagai penanggung jawab jika kudeta dilakukan tetapi  kemungkinan besar pencopotan Putin bakal diinisiasi elite politik.

Sejarah Rusia menunjukkan militer biasanya tidak melibatkan diri dalam perubahan rezim.

“Secara historis, tidak hanya hari ini, militer berada di bawah kendali yang sangat ketat dari elite politik,” tambah Tolz-Zilitinkevic.

Bahkan dalam kasus pengambilalihan kekuasaan Nikita Khrushchev di awal 1960-an, elite politiklah yang menyingkirkannya dari kekuasaan.

Baca Juga: GOL!! Baru 4 Menit Main Persib Sudah Ungguli Persiraja Lewat Frets Butuan

Dmitry Medvedev (Wakil Ketua Dewan Keamanan dan Mantan Presiden)

Medvedev adalah Presiden Rusia periode  2008 dan 2012 setelah masa jabatan kedua Putin berakhir dan sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan.

Pengacara kelahiran St Petersburg itu terpilih dengan janji menjadikan Putin sebagai Perdana Menteri.

Ketika Putin mengambil alih kekuasaan lagi pada 2012, ia membalas budi dengan memberi Medvedev peran Perdana Menteri.

Medvedev menjalankan peran politiknya selama delapan tahun sebelum dia dan pemerintahannya di Duma mengundurkan diri untuk membuka jalan bagi Vladimir Putin memberlakukan perubahan konstitusi yang menyeluruh.

Baca Juga: AREMA FC Geser PERSIB di Posisi 2 Klasemen, Mampukah Maung Bandung Tumbangkan Persiraja?

Perubahan-perubahan ini termasuk memutihkan masa jabatan yang telah dijalani Putin hingga  memungkinkannya tetap berkuasa hingga tahun 2034.

Meskipun memiliki pengalaman dengan kepresidenan, Medvedev tidak dianggap sebagai ancaman oleh Putin menurut para ahli.

Fakta bahwa dia dipercaya sebagai Presiden sementara oleh Putin menyiratkan bahwa Medvedev tidak dianggap cukup kuat untuk menantang posisi kepemimpinan sangdiktator.

Prof Tolz-Zilitinkevic mengatakan, “Situasinya jika Putin disingkirkan maka ini akan menjadi luar biasa dan Rusia akan berada di ambang kehancuran total. Saya tidak berpikir bahwa para elite akan memilih seseorang yang secara umum lemah seperti Medvedev.”

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah