"Pernyataan dari Menteri keuangan Amerika Serikat, tapi bukan dari Presiden (Biden) memang menegaskan bahwa mereka sedang mamastikan agar sanksi ekonomi itu memberikan efek yang besar, bukan yang sifatnya basa basi. Sikap politik mereka jadi sangat tegas," tuturnya.
Baca Juga: UPDATE PERSIB, Kakang Rudianto Memilih Bertahan di Korea Selatan, Ini Alasannya
Mantan presenter itu memperhatikan, sejauh ini belum ada negara - negara peserta G20 secara tegas bersikap terhadap rencana tersebut.
"Indonesia harus hati - hati menyikapi pernyataan Menteri Keuangan AS ini. Walaupun, sampai sekarang belum terihat adanya pernyataan - pernyataan yang mendukung atau bersebrangan dengan Menteri Keuangan Amerika," tegasnya.
Menghadapi situasi seperti itu, lanjut Farhan, Indonesia harus semakin massif membangun kepercayaan kepada peserta.
"Kita pun harus bisa menggalang agar membentuk sikap yang jelas. Indonesia harus bisa mengajak kolaborasi atau sikap bersama di antara para menteri luar negeri India, Brazil, anggota - anggota G20 yang lain," ungkap dia.
"Sekarang momennya diplomasi modern, yaitu menaikan positioning bersama, sayangnya sekarang belum ada yang seperti itu," terangnya.
Forum G20 dinilai bakal menjadi momentum habis - habisan Amerika Serikat menyudutkan Rusia.
"Saatnya sekarang membuat manuver menyeimbangkan hal itu, karena Amerika akan habis - habisan di G20, sehingga bisa saya simpulkan G20 ini bisa jadi The Last Frontier bagi AS mempertahankan hegemoninya di Dunia," tandas Farhan.