381 Sapi dan 16 Domba di Garut Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku

- 12 Mei 2022, 20:51 WIB
Petugas dari Dinkannak Kabupaten Garut melakukan pemeriksaan hewan ternak sapi, Kamis 12 Mei 2022./Agus Somantri/Galamedia
Petugas dari Dinkannak Kabupaten Garut melakukan pemeriksaan hewan ternak sapi, Kamis 12 Mei 2022./Agus Somantri/Galamedia /

"Kemudian orang atau manusianya harus steril. Kalau sudah wabah begini tidak boleh masuk lalu lintas orang karena bisa menjadi media penularan. Alat-alat pertanian juga seperti sepatu dan lainnya harus steril, kalau sudah meninjau lokasi hewan yang sakit jangan ke yang sehat karena bisa menularkan," ucapnya.

Sopyan menambahkan, pihaknya juga akan mengeluarkan imbauan terkait hal-hal yang bisa menyebabkan terjadinya penularan, salah satunya di pasar hewan. Menurutnya, di pasar hewan belum tentu seluruh hewannya sehat sehingga akan dilakukan penutupan sementara hingga aman.

"Jadi mulai minggu depan ditutup. Memang ada pro kontra, tapi demi keamanan. Kemudian kegiatan-kegiatan lain terkait peternakan, seperti kontes ternak, adu domba ditangguhkan sementara karena ini juga merupakan sumber penyebaran penyakit," katanya.

Khawatir
Sementara itu, Kepala Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Iip Firmanudin, menyebutkan berdasarkan informasi dari UPT Dinas Peternakan Kecamatan Wanaraja, dari dua lokasi peternakan sapi yang ada di wilayahnya, dari 24 ekor yang diambil sampel, 20 ekor di antaranya dinyatakan terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).  

Baca Juga: Indeks Literasi Keuangan Rendah, Citi Indonesia dan PJI Edukasi Pelajar SMK

"Wabah penyakit mulut dan kuku ini jelas membuat para peternak sapi galau. Mereka khawatir wabah tersebut terus meluas," ujarnya.

Menurut Iip, para peternak sapi di desanya langsung melakukan karantina mandiri saat melihat gejala tersebut. Hewan ternak sapi yang terjangkit PMK, ungkapnya, memiliki gejala yang aneh seperti tak mau makan, mulut berlendir, dan kerap duduk lemas. Kemudian bagian telapak kaki seperti mengeluarkan luka dan terlihat lesu.

Iip menuturkan karantina mandiri dilakukan agar penyakit PMK tak menyebar ke peternak lain. Sehingga tidak ada kegiatan dilokasi kandang, kecuali petugas UPT Dinas Peternakan, atau saat dilakukan proses penyemprotan disinfektan disekitar kandang oleh peternak.

"Para peternak merasa khawatir dengan adanya wabah ini, apalagi beberapa bulan lagi menghadapi Hari Raya Idul Adha, dimana kebutuhan sapi sangat tinggi," ucapnya.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah