Network
GALAMEDIA - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) berpengaruh besar pada kehidupan peternak. Tak sedikit yang kehilangan hewan ternaknya karena mati.
Bagi peternak sapi perah, serangan PMK membuat produksi susu menurun. Otomatis pendapatan peternak turun drastis sehingga mempengaruhi ekonominya.
Berdasarkan data terakhir Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) total hewan ternak yang terjangkit PMK di KBB mencapai 4.904 ekor sapi yang tersebar di 14 kecamatan. Dimana 84 ekor mati dan 3.609 ekor sembuh.
Baca Juga: Wirda Mansur Dihujat Netizen dan Dibilang Halu Karena Ngaku Pernah Bertemu BTS
Pelaksana tugas (Plt.) Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan menyatakan prihatin dengan kondisi yang kini dialami para peternak. PMK tidak hanya menyebabkan kematian pada hewan ternak juga menurunkan produktivas susu pada sapi perah.
"Untuk menyelamatkan peternak di Bandung Barat, saya mengimbau kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Bandung Barat untuk membeli daging dari peternak minimal 2 kilogram," kata Hengki Kurniawan, Jumat 24 Juni 2022.
Menurutnya, hewan ternak yang terpapar PMK masih aman dikonsumsi. Oleh karena itu, masyarakat jangan khawatir mengonsumsi daging sapi yang terpapar PMK.
Baca Juga: Holywings Minta Maaf soal Promo Miras Gratis Pakai Nama Muhammad dan Maria
"Berdasarkan penelitian para ahli, PMK tidak menular ke manusia. Dengan demikian dagingnya aman dikonsumsi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sapi perah yang terjangkit PMK produksi susunya turun drastis hingga 45 persen.
