Hati-hati Mengisi Titik Koordinat PPDB, Salah Klik Akibatnya Fatal

- 25 Juni 2020, 15:58 WIB
Orang tua dan siswa mendaftar langsung saat proses PPDB Jabar tahap dua, Kamis 25 Juni 2020. (Hj. Eli Siti Wasliah)
Orang tua dan siswa mendaftar langsung saat proses PPDB Jabar tahap dua, Kamis 25 Juni 2020. (Hj. Eli Siti Wasliah) /

GALAMEDIA - Orang tua diminta berhati-hati dalam mengisi titik koordinat atau jarak antara rumah dengan sekolah yang dituju dalam proses Penerimaan Perserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK/SLB. Sebab, salah koma saja dalam menuliskan titik koordinat dalam laman PPDB akibatnya fatal.

Kondisi ini terjadi di PPDB pada tahap pertama, dimana ada beberapa orang tua yang salah menulis koordinat. Akibatnya, jarak antara sekolah dengan rumah calon peserta didik tidak akurat, bahkan tidak ditemukan.

Seperti yang diungkapkan Kepala SMAN 10 Kota Bandung, Ade Suryaman. Dikatakan Ade, dalam menentukan titik koordinat jarak antara rumah calon peserta didik dan sekolah menggunakan aplikasi google map atau geolokasi.

Baca Juga: Jamur Enoki Disorot, Dinilai Berbahaya dan Bisa Mengakibatkan Listeria

"Saat koordinatnya sudah betul, hati-hati saat memasukan titik koordinat itu ke laman PPDB-nya. Karena salah titik atau koma saja, hasilnya nanti tidak akurat. Kalau salah, maka akan merugikan calon peserta didik," kata Ade kepada galamedia, Kamis 25 Juni 2020.

Menurutnya, tidak hanya titik koordinat yang harus menjadi perhatian orang tua siswa. Tetapi juga saat menulis atau memasukan data-data yang dibutuhkan.

Karena seluruh sistemnya online, jadi harus hati-hati saat melakukan pendaftaran. Salah klik saja, bisa fatal akibatnya.

Baca Juga: Suhu Grand Canyon Capai 114 Fahrenheit Sepatu Pengunjung pun Meleleh

Dikatakan, pada hari pertama PPDB tahap kedua ini relatif berjalan lancar. Tidak ada keluhan, seperti server down atau yang lainnya. Meskipun, masih ada orang tua siswa yang datang ke sekolah, tapi ini bukan kendala berarti.

"Kami harus melayani masyarakat yang datang. Apalagi dari orang tua yang tidak memiliki akses untuk melakukan pendaftaran secara online," ujar Ade.

"Ya, kami ikut memfasilitasi. Tapi untuk pendaftaran dilakukan sepenuhnya olah calon peserta didik dan orangtuanya," sambungnya.

Pihaknya sudah mengantisipasi jika ada yang orang tua yang datang ke sekolah, termasuk untuk konsultasi. Tentunya, persiapan yang dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.

Baca Juga: Terbukti Lakukan Aksi Terorisme, Penusuk Wiranto Divonis 12 Tahun Bui

Hal senada diungkapkan Kepala SMAN 8 Kota Bandung, Suryana. Pada hari pertama pendaftaran PPDB di sekolahnya tidak ada kendala yang berarti.

"Kalau di sekolah yang dituju 'kan tidak ada proses pendaftaran. Semua pendaftaran dilakukan oleh sekolah asal dan mandiri. Tapi laporan dari panitia PPDB, hari pertama berjalan seperti biasa tidak ada kenala berarti," jelasnya.

Menurutnya, bagi mereka yang memiliki akses untuk mendaftar mandiri lakukanlah secara mandiri. Karena, setiap calon peserta didik memiliki akun tersendiri. Kecuali pendaftarannya dilakukan kolektif oleh sekolah asal, itu dikoordinasikan oleh pihak sekolah.

Baca Juga: Uang Rp 204 Triliun di Balik Foto Putri Presiden Rusia Vladimir Putin

"Kendati PPDB ini dilakukan secara online, ada saja masyarakat yang datang ke sekolah. Entah itu karena masih tidak paham dengan aturan atau hanya untuk konsultasi. Sekolah bisa memfasilitasi itu dengan menjaga protokol kesehatan," ujarnya.

Ditanya soal siswa yang tidak daftar ulang pada PPDB tahap pertama, menurutnya ada satu orang. Pihaknya sudah melaporkan hal itu ke operator Dinas Pendidikan.

"Semua data dan hasil evaluasi PPBD tahap pertama sudah dilaporkan ke operator Disdik. Jika ada kuota yang tersisi di tahap pertama, maka akan dilimpahkan ke tahap dua," ungkapnya.

Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat, Iwan Hermawan mengatakan, hingga sore ini, pihaknya belum menerima kendala berarti pada PPDB pertama tahap dua.

"Belum ada laporan tentang server down atau laporan lainnya di hari pertama ini," kata Iwan.

Baca Juga: Lama Tak Bermain, Robert Ungkap Kondisi Terkini Para Pemain Persib

Ia memprediksi, di hari pertama PPDB ini biasanya orang tua tidak terlalu banyak yang mendaftar. Mereka biasanya mendaftarkan anaknya di hari-hari terakhir.

Sementara itu, salah satu orangtua siswa warga asal Jalan Cibangkong, Dede Hidayat (45) mengaku akan mendaftarkan anaknya di hari-hari terakhir. Biasanya di hari pertama pendaftaran, akses ke situsnya sering sulit karena banyak yang mengakses.

Dede mengatakan dengan jalur pendaftaran zonasi ini ia waswas anaknya bisa diterima. Karena, jarak rumahnya dengan sekolah lebih dari 1 Km.

"Nilai anak saya tak terlalu kecil sebenarnya tapi kemarin di jalur prestasi kalah karena sekolah lain mungkin nilainya besar-besar. Sekarang jarak ke sekolah juga lebih dari 1 Km, tapi kami masih ingin mencoba," ujar Dede.

Ia mengharapkan ke depan pemerintah mengkaji kembali sistem zonasi ini. Terutama untuk memperhatikan siswa yang lokasinya tidak terlalu dekat dengan sekolah.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah