FMIPA Unpad Kembangkan Rapid Test Deteksi Antigen, CePAD

- 25 Juni 2020, 20:06 WIB
M.Fadlillah/GM SEKRETARIS gugus tugas penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad diambil sampel melalui rongga hidung menggunakan alat deteksi CePad, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (25/6). Uji Covid-19 Antigen tersebut merupakan inovasi dari ilmuwan fakultas Pusat Riset Bioteknologi Molekuler dan BionIformartika Unpad. (M.Fadlillah/GM)**
M.Fadlillah/GM SEKRETARIS gugus tugas penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad diambil sampel melalui rongga hidung menggunakan alat deteksi CePad, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (25/6). Uji Covid-19 Antigen tersebut merupakan inovasi dari ilmuwan fakultas Pusat Riset Bioteknologi Molekuler dan BionIformartika Unpad. (M.Fadlillah/GM)** /


GALAMEDIA - Perguruan tinggi di Jawa Barat berinovasi dalam penanganan Covid-19. Selain alat bantu pernapasan, ventilator, perguruan tinggi juga mengembangkan alat pengetesan Covid-19.

Universitas Padjadjaran (Unpad) misalnya terus mengembangkan Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0 (sebutan dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil).

Koordinator Peneliti Rapid Test Covid-19 Unpad dari Fakultas MIPA, Muhammad Yusuf mengatakan, perbedaan Deteksi CePAD dengan rapid test yang umum digunakan saat ini adalah molekul yang dideteksi.

Baca Juga: Banyak Warga Bandel, Pemkot Bandung Hari Ini Perluas Penutupan Jalan

Rapid test Covid-19 yang umum mendeteksi antibodi, dan Deteksi CePAD ini mendeteksi antigen. Sehingga, kata Yusuf, Deteksi CePAD dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.

"Deteksi antibodi itu mempunyai kelebihan, karena dia proses sampling relatif cepat, dan digunakan untuk mendeteksi penyakit sudah menyebar di mana saja," kata Yusuf dalam siaran pers yang diterima galamedianews, Kamis 25 Juni 2020.

Baca Juga: Yana Tak Keberatan Lahan di Blok Garung Palasari jadi Lintasan MTB

"Tapi, ketika rapid test ini digunakan untuk bisa memprediksi atau ketika orang menunjukkan gejala sakit dengan antibodi biasanya akan nonreaktif, karena antibodi belum terbentuk. Sehingga, kami berpikir untuk melengkapi rapid test dengan antigen," imbuhnya.

Yusuf berharap, dengan adanya Deteksi CePAD, deteksi dan penanganan Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jabar, berjalan lebih optimal.

"Jadi dengan lengkapnya rapid test ini, dengan antibodi tersebar, deteksi antigen tersedia, mudah-mudahan penanganan Covid-19 semakin baik ke depannya," ucapnya.

Baca Juga: Mayat Laki-laki Tanpa Identitas Bertato Naga Ditemukan di Emperan Toko

Pernyataan senada diucapkan Kepala Pusat Studi Infeksi Fakultas Kedokteran Unpad Bachti Alisjahbana.

Menurut Bachti, hadirnya inovasi-inovasi alat pengetesan akan mempercepat diagnosa. Hal tersebut amat dibutuhkan dalam penanganan Covid-19.

"Saya pikir setelah melihat beberapa kali uji coba ini (Deteksi CePAD), cukup menjanjikan dengan sampel yang kami punya. Setelah ini, kami akan melakukan proses uji coba lagi," kata Bachti.

Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana mengatakan, panduan penggunaan Deteksi CePAD terus dimatangkan.

Pun demikian dengan panduan produk. Sebab, pengambilan nasofaring, sampel Deteksi CePAD, tidak bisa dilakukan sembarangan.

"Sekarang yang digodok adalah bagaimana barang itu bisa sampai ke masyarakat," ucap Diana. ***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x