Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Negara-negara Dunia Kecam Keputusan Turki

- 11 Juli 2020, 15:27 WIB
WARGA Turki menyambut kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum selama beberapa dekade.*/AFP Photo/Ozan KOSE vi Pikiran-Rakyat.com
WARGA Turki menyambut kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum selama beberapa dekade.*/AFP Photo/Ozan KOSE vi Pikiran-Rakyat.com /

GALAMEDIA - Pengadilan administrasi utama di Turki memutuskan status museum pada bangunan bersejarah Hagia Sophia ilegal. Dengan kata lain fungsi bangunan itu akan dikembalikan menjadi masjid.

Selama ini, Sejak 1934 sampai 10 Juli 2020, Hagia Sophia di Kota Istanbul ditetapkan sebagai museum oleh Mustafa Kemal Ataturk, pendiri republik Turki yang berpaham sekuler.

Namun keputusan kembali memfungsikan Hagia Sophia sebagai masjid mendapat kecaman dari sejumlah negara. Terlebih setelah keputusan diumumkan Presiden Turki Recep Tayyip Endrogan, Jumat, 10 Juli 2020.

Baca Juga: Anda Terlambat Bayar Pajak Kendaraan, Ini Dia Cara Menghitung Denda Pajaknya

Dari Al Jazeera, Endrogan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) dan sejumlah negara seperti Rusia, Amerika Serikat, dan Yunani melayangkan penolakan atas keputusan Endargo. Termasuk juga para pemimpin gereja.

UNESCO mengatakan langkah Turki itu memancing pertanyaan mengenai dampak alih fungsi Hagia Sophia terhadap nilai universal yang melampaui batas negara dan generasi di situs bersejarah itu. Nilai-nilai bersama itu yang menjadikan Hagia Sophia ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Baca Juga: Editor Metro TV Dipastikan Tewas Dibunuh, Polisi Periksa Orang Terdekat Korban

Tiap negara perlu memberi tahu UNESCO jika membuat perubahan status pada bangunan situs warisan dunia. Jika diperlukan, Komite Warisan Dunia UNESCO akan meninjau keputusan itu, kata badan PBB untuk pendidikan dan kebudayaan lewat pernyataan tertulis.

"Sungguh disayangkan keputusan Turki tidak melibatkan dialog dan tidak ada pemberitahuan lebih awal," kata UNESCO dalam pernyataan tertulis, dikutip dari Antara.

"UNESCO meminta otoritas di Turki untuk membuka dialog secepatnya demi menghindari pudarnya nilai universal pada warisan berharga ini yang pemeliharaannya akan dievaluasi oleh Komite Warisan Dunia pada sesi berikutnya," kata UNESCO.

Baca Juga: Lagi, Satgas Citarum Harum Gelar Sosialisasi Penanganan Kerusakan DAS Citarum

Pihak Gereja Ortodoks Rusia juga menyatakan kecewa atas keputusan Turki mencabut status museum Hagia Sophia. Mereka menilai keputusan itu sebagai langkah yang mengabaikan suara jutaan warga Kristen.

Sementara wakil ketua urusan luar negeri di majelis tinggi parlemen Rusia, Vladimir Dzhabarov menyatakan, penetapan bangunan yang telah berdiri sejak abad ke-6 itu adalah suatu "kesalahan".

Baca Juga: Kala Febri Heryadi Bicara Soal Menikah, Ada yang Patah Hati, Ada yang Berharap Dinikahi

"Mengubahnya menjadi masjid tidak akan menguntungkan apa pun bagi umat Muslim. Itu tidak menyatukan negara, tetapi sebaliknya, membawa mereka dalam perpecahan," ujarnya.

Sebelumnya, Patriarkh Ekumenikal Bartholomew, kepala spiritual Kristen Ortodoks yang dianut oleh 300 juta warga di seluruh dunia dan berkedudukan di Istanbul, mengatakan alih fungsi Hagia Sophia jadi masjid akan membuat umat Kristen kecewa. Bahkan dianggap akan menyebabkan "perpecahan" masyarakat di wilayah Timur dan Barat.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x