Termasuk Arab Saudi, Hampir Seluruh Negara Berpenduduk Mayoritas Islam Memiliki Utang

- 20 Juli 2020, 08:46 WIB
Peta negara berpenduduk mayoritas Islam.
Peta negara berpenduduk mayoritas Islam. /

GALAMEDIA - Nyaris seluruh negara dengan penduduk mayoritas Islam berutang demi menjaga stabilitas perekonomian. Negara tersebut di antaranya Arab Saudi, Qatar, Afghanistan, termasuk Indonesia.

Hal tersebut diungakapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan dalam keterangan resmi, dikutip Senin (20/7/2020).

"Kalau teman-teman yang suka pakai (contoh) negara Islam, semua negara Islam di dunia berutang. Mau (Arab) Saudi, UAE, Qatar, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan," ungkap Sri Mulyani.

Baca Juga: Kapal Induk AS Memasuki Perairan Indonesia, Armada Laut China di India Kian Terpojok

Bukan hanya utang, Sri Mulyani menyebut negara Islam juga seringkali mendapatkan hibah dari berbagai negara dan Bank Dunia sebagai sumber penerimaan. Salah satu contoh adalah negara Islam yang ada di kawasan Afrika dan masuk kategori miskin.

"Bahkan saya tahu waktu itu Bank Dunia, negara Islam terutama yang di Afrika mayoritas miskin sekali dan mereka dapat utang, bahkan diberikan hibah," ujar Sri Mulyani.

Sehubungan hal itu, Sri Mulyani meminta agar masyarakat tidak memandang utang sebagai hal yang mengkhawatirkan. Pasalnya, utang sebenarnya dibutuhkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara, khususnya untuk mencukupi kebutuhan belanja agar kegiatan ekonomi bergerak.

Baca Juga: Mendadak Erdogan Kunjungi Hagia Sophia

Sebagai contoh, utang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan 20 persen anggaran sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan menekan angka kemiskinan. Utang juga dibutuhkan untuk membangun proyek infrastruktur, kegiatan riset, sampai pengadaan alutista untuk keamanan dan pertahanan negara.

Lagi pula, kebutuhan belanja negara juga semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian, negara terpaksa berutang untuk mencukupi belanja tersebut.

"(Kalau memilih) Lebih baik tidak berutang? Itu juga kebijakan. Tapi kami menunda (pembangunan) infrastruktur, kesehatan, pendidikan. Jadi, kita negara jumlah masyarakatnya banyak, 267 juta, tapi anak-anak kurang gizi, miskin," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Jadi Medan Pertempuran Baru, China dan Amerika Serikat Saling Serang di Myanmar

Ia menekankan utang bukanlah sumber dana praktis yang dipilih pemerintah. Hal yang terpenting adalah utang bisa dikelola dengan baik.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia sebesar 404,7 miliar dolar AS atau Rp5.922 triliun (kurs Rp14.633 per dolar AS) pada Mei 2020. Jumlah itu meningkat 4,8 persen dari 400,2 miliar dolar AS pada April 2020.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x