Pejabat Pamer Kekayaan Bentuk Pengkhianatan Terhadap Amanah, Bagaimana Islam Memandangnya?

- 7 Maret 2023, 09:34 WIB
Ilustrasi Pejabat dalam memimpin, Seringkali pejabat pamer kekayaan yang merupakan suatu bentuk pengkhianatan terhadap amanah
Ilustrasi Pejabat dalam memimpin, Seringkali pejabat pamer kekayaan yang merupakan suatu bentuk pengkhianatan terhadap amanah /freepik.com/@pressfoto/

GALAMEDIANEWS - Belakangan ini, banyak Pejabat pamer kekayaan yang menjadi perbincangan hangat. Padahal, dalam Islam, jabatan adalah suatu amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Kasus yang melibatkan Mario Dandy Satriyo, seorang remaja berusia 20 tahun, yang menganiaya David, yang berusia 17 tahun, belum berakhir. Mario sendiri merupakan anak dari salah satu pejabat pajak.

Dari kasus Pejabat pamer kekayaan , gaya hidup mewah ayah Mario pun tak luput dari sorotan berbagai mata media. Publik dibuat geram dengan gaya hedonis keluarga mantan Dirjen Pajak Rafael Alun Trisambodo ini, apalagi ketika dipastikan sejumlah aset mahal tidak dilaporkan dalam situs resmi LHKPN KPK. Hal itu jugalah membuat Rafael berurusan dengan KPK

Presiden Jokowi juga ikut menyoroti perilaku para Pejabat pamer kekayaan di sosial media. Ia sangat kecewa dengan perilaku seperti itu, yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Baca Juga: 5 Ide Hampers Lebaran Unik, Cantik dan Murah di Tahun 2023

Kekecewaan Presiden Jokowi terhadap Pejabat pamer kekayaan diungkapkannya pada pembukaan sidang kabinet paripurna tentang rencana kerja pemerintah 2024 dan kebijakan aparatur sipil negara dan reformasi birokrasi di istana kepresidenan.

Diketahui banyaknya kasus pejabat pamer harta kekayaan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun merasa sangat kecewa, bagaimana bisa pegawai pajak malah melanggar hukum dan bahkan menunggak pajak.

Eko Darmanto, Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta juga turut diperiksa KPK

Bukan hanya kasus pegawai pajak yang menjadi sorotan media karena pamer kekayaan. Akibat ulah Mario, sejumlah pejabat lain juga terkena imbasnya. Baru-baru ini, Kementerian Keuangan kembali memeriksa Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto, yang ketahuan oleh warganet sering bermewah-mewahan di media sosial. 

Sebagaimana menurut Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri KPK telah mengagendakan melakukan pemeriksaan klarifikasi LHKPN terhadap Eko Darmanto hari ini, selasa 7 Maret 2023 

Sebelumnya, setelah mencuatnya kasus Rafael Alun Trisambodo yang memiliki aset fantastis sebesar 56 miliar, Publik pun bereaksi dengan melakukan penelusuran terhadap beberapa pejabat pemerintahan yang sering memamerkan harta kekayaannya

Diketahui bahwa, Eko Darmanto juga sempat memamerkan kekayaannya melalui akun Instagram @eko_darmanto_bc, namun kini bagai ditelan bumi, kini postingan tersebut mendadak menghilang. Dari tangkapan layar yang tersebar di media sosial twitter, Eko kerap memamerkan kehidupan mewahnya dengan mengendarai motor gede (moge) hingga menaiki pesawat pribadi.

Baca Juga: Sinopsis Film Skaya and the Big Boss Episode 3, Sagara kaget dengan Tingkah Laku Skaya

Hal ini sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat negara yang seharusnya menjadi panutan dan pelayan masyarakat. Melihat beberapa fenomena tersebut, lalu bagaimana anjuran Islam bagi setiap pejabat yang sedang mengemban amanah rakyat?

Pandangan Islam tentang Amanah (Tanggung Jawab)

Melihat kejadian-kejadian di atas, seharusnya kita bisa sama-sama sadar. Bagaimana dengan fakta-fakta yang ada saat ini, manusia sering lalai dalam mengemban sebuah amanah. Tak heran di Indonesia sendiri masih ada sejumlah oknum (terutama di ranah pejabat pemerintahan), menyalahgunakan wewenang jabatan dalam pekerjaannya demi mencapai kepuasan duniawi. 

Hal ini jelas merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah yang telah diberikan oleh rakyat. Dalam ajaran Islam ketika kita bekerja bahkan diibaratkan sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Bekerja untuk mendapatkan rezeki yang halalan thayyiban termasuk dalam jihad di jalan Allah yang nilainya sama dengan menjalankan rukun Islam. Dengan demikian bekerja merupakan ibadah dan kebutuhan bagi setiap manusia. Bekerja dengan baik dan menjaga amanah dalam pekerjaan adalah wajib dalam Islam.

Islam menyerukan kepada umat Islam untuk bersikap amanah dalam bekerja

Pekerjaan juga dapat dikatakan sebagai amanah, yaitu sesuatu yang dititipkan atau dipercayakan kepada orang lain. Dalam konteks ini, seorang muslim perlu bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanah hingga tuntas. Ketika pekerjaan tidak diselesaikan dengan baik, maka sama saja tidak amanah dan memiliki sikap khianat. 

Allah berfirman dalam QS Al Anfal: 27:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." 

Memenuhi amanah Allah bukanlah tugas yang mudah. Bahkan langit, bumi dan gunung-gunung pun tidak mampu memikulnya. Sebagaimana juga dijelaskan dalam QS Al Ahzab: 72:

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, lalu manusia mengambil amanat itu." (QS Al Ahzab: 72)

Dari penjelasan kedua ayat di atas, manusia diberikan beban amanah krena memiliki kemampuan yang berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki hati dan akal, keimanan, perasaan kasih sayang, dan empati kepada sesama manusia yang mendukungnya dalam menunaikan amanah. 

Amanah menentukan nasib suatu bangsa. Jika setiap orang menjalankan tugasnya dengan penuh amanah dan tanggung jawab, maka semuanya akan aman. Sebaliknya, jika diselewengkan, maka hancurlah suatu bangsa.

Peringatan Rasulullah Tentang Amanah 

Nabi Muhammad S.A.W selalu mengingatkan umatnya, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadits 

"Jika amanah disia-siakan, tunggulah kehancurannya. Mereka bertanya: apa bentuk penyia-nyiaan itu? Beliau bersabda: jika suatu urusan dipercayakan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya" (HR Bukhari dan Muslim).

Namun, ada beberapa tingkatan dan derajat amanah yang berbeda. Bobot amanah dipengaruhi oleh faktor kemampuan, ruang lingkup, dan area kinerja. Semakin tinggi kemampuan seseorang, maka semakin berat pula amanah yang diembannya. Semakin tinggi jabatan seseorang dan semakin luas ruang lingkup tugasnya, maka semakin berat pula amanahnya.

Dapat dikatakan bahwa amanah kepemimpinan adalah amanah yang paling berat. Tidak heran jika ayat-ayat Al Qur'an yang memerintahkan amanah sebagian besar ditujukan kepada para pemimpin, pejabat pemerintah dan penegak hukum. Inilah sebabnya mengapa Islam memberikan perhatian yang besar terhadap masalah ini.

Kita harus menjaga amanah dalam melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan Allah kepada kita dengan menyiramnya dengan keimanan yang teguh kepada Allah.***

Editor: Imam Ahmad Fauzan

Sumber: Bincang Syariah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x