BRIN Ungkap Ini Penyebab Perbedaan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha di Indonesia, Simak Penjelasannya

- 9 Maret 2023, 08:58 WIB
Peneliti BRIN mengungkapkan penyebab adanya perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul fitri
Peneliti BRIN mengungkapkan penyebab adanya perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul fitri /Humas BRIN/

GALAMEDIANEWS - Thomas Djamaluddin, Peneliti bidang astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan perbedaan penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri bukan karena metode hisab dan rukyat, melainkan perbedaan kriteria.

Dalam menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal, sementara kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) digunakan oleh Nahdlatul Ulama dan banyak organisasi keagamaan lainnya di Indonesia.

Hal inilah yang menyebabkan di Indonesia sering terjadi perbedaan pelaksanaan hari besar keagamaan Islam di Indonesia seperti Hari Raya Puasa Ramadhan, Hari raya Idul Fitri 1 Syawal dan Hari Raya Idul Adha atau Qurban.

Baca Juga: Suga BTS Ulang Tahun, Berbagi Donasi untuk Anak Korban Bencana di Turki dan Suriah

Baca Juga: Usaha Apa yang Cocok di Bulan Puasa? 6 Ide Bisnis Bulan Ramadhan 2023, Jualan Rumahan dan Makanan Kekinian

"Kriteria penentuan awal bulan diperlukan untuk mencapai konsensus. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan terjadinya rukyat keliru," kata Thomas dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Rabu. 8 Maret 2023

Thomas menjelaskan bahwa rukyat tidak dapat menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria, sehingga kriteria ini menjadi dasar untuk membuat kalender berdasarkan hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat

"Rukyat tidak dapat menentukan masuknya awal bulan tanpa kriteria, sehingga kriteria tersebut menjadi dasar untuk membuat kalender berdasarkan hisab yang dapat digunakan dalam memprediksi rukyat," jelasnya

Lebih lanjut Thomas menerangkan bahwa kriteria yang digunakan untuk melihat hilal didasarkan pada dalil-dalil hukum agama tentang awal bulan dan hasil kajian astronomi yang valid.

Kriteria tersebut juga harus mengupayakan adanya pertemuan antara pengamal Rukyat dan pengamal Hisab untuk mencapai kesepakatan bersama, termasuk Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Potensi Kesamaan Awal Ramadhan dan Terjadi Perbedaan Idul Fitri

Menurutnya, ada kemungkinan kesamaan dengan awal Ramadan tahun ini, yaitu 23 Maret 2023.

Di Indonesia, posisi hilal pada 22 Maret 2023 akan memenuhi kriteria MABIMS yang baru, yaitu ketinggian hilal minimal 3 derajat dan bujur 6,4 derajat.

Sementara itu, ada potensi terjadi perbedaan pada lebaran Idul Fitri tahun ini, karena pada tanggal 20 April 2023, saat Magrib di Indonesia, posisi Bulan belum tentu memenuhi kriteria MABIMS yang baru, yaitu ketinggian minimal 3 derajat dan bujur 6,4 derajat.

Baca Juga: 10 SD Terbaik di Kota Bekasi versi BANSM Kemdedikbud, Sudah Akreditasi A dan Penuh Prestasi, Cek Daftarnya!

Namun demikian, posisi Bulan sudah memenuhi kriteria wujudul hilal. Jika mengacu pada kriteria MABIMS yang baru, maka lebaran Idul Fitri jatuh pada tanggal 22 April 2023, sedangkan jika mengacu pada wujudul hilal, maka tanggal 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada tanggal 21 April 2023.

Belum Ada Kesepakatan Bersama Tentang Kriteria

Lebih lanjut Thomas mengungkapkan bahwa penyebab utama dari perbedaan yang terus berulang dalam penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha adalah belum adanya kesepakatan bersama tentang kriteria awal bulan Hijriah.

Ia menjelaskan bahwa prasyarat utama pelaksanaan penyatuan kalender hijriah adalah adanya otoritas tunggal. Badan terpadu tersebut akan menetapkan kriteria dan batasan-batasan tanggal yang dapat diikuti secara kolektif.

Pada saat yang sama, kondisi saat ini dari otoritas tunggal dapat dipenuhi terlebih dahulu di tingkat nasional atau regional.

"Penentuan ini memandang batas regional sebagai satu wilayah hukum, sesuai dengan batas kedaulatan negara. Kemungkinan akan diupayakan untuk menyepakati kriteria bersama-sama," kata Thomas.***

Editor: Imam Ahmad Fauzan

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah