Blokade Turki Terhadap Swedia dan Finlandia Membuat NATO Frustasi, Bisa Merusak Persatuan NATO

- 11 Maret 2023, 10:09 WIB
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara, 8 November 2022
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara, 8 November 2022 /Burhan Ozbilici/AP Photo/picture alliance/

GALAMEDIANEWS - Blokade Turki Terhadap Swedia dan Finlandia Membuat NATO Frustasi. Baru-baru ini diskusi di markas besar NATO belum membuahkan hasil. Turki tetap tidak mau mengizinkan Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO. Anggota NATO lainnya juga tidak senang dengan Presiden Erdogan.

Blokade Turki Terhadap Swedia

Blokade Turki terhadap Swedia dan Finlandia ini diketahui ketika Swedia ingin bergabung dengan NATO.

Untuk diketahui, Swedia dan Finlandia telah mengajukan permohonan secara resmi untuk bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Lagi, Pejabat Administrator Bergaya Hidup Mewah di Kementerian ATR/BPN Dipanggil Pimpinannya

Pada saat yang bersamaan, selama berbulan-bulan, pemerintah Turki dibawah kepemimpinan Erdogan telah mengabaikan seruan dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutu lainnya untuk meratifikasi keanggotaan kedua negara tersebut.

Posisi Erdogan tetap tidak berubah pada pertemuan NATO hari Kamis, 9 Maret 2023 di Brussels.

Hal ini membuat para pejabat di markas besar NATO di Brussels dan di ibukota Swedia, Stockholm, semakin tidak senang dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang terus memblokir aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO.

Baca Juga: Jalani Tips ini, Buat Puasamu Tetap Sehat dan Bugar!

Menanggapi hal besar ini, Direktur divisi Eropa Utara di wadah pemikir Atlantic Council, Anna Wieslander mengatakan sikap Presiden Turki ini membuat NATO semakin frustasi dan dan bisa merusak persatuan NATO

Jika Erdogan tidak mengubah sikapnya, "dia akan merusak persatuan NATO dan kemudian kita akan menghadapi masalah yang nyata," kata Anna Wieslander, mengutip DW dari Stockholm.

Anna menambahkan bahwa jika situasi ini terus berlanjut, hal itu akan "merusak keamanan seluruh aliansi dan membuat aliansi terlihat lemah".

Tergantung Pada Hasil Pemilu Turki

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada bahwa ia yakin Swedia dan Finlandia pada akhirnya akan menjadi anggota NATO. Menurut beberapa pengamat, posisi Erdogan ditentukan oleh tekadnya untuk memenangkan pemilihan umum di Turki pada bulan Mei.

Sikap keras Erdogan terhadap Swedia dan Finlandia dirancang untuk memenangkan hati para pemilih dan menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang kuat dan tegas.

"Dalam situasi normal, Finlandia dan Swedia adalah negara-negara yang secara tradisional memiliki hubungan yang baik dengan Turki," kata Alper coskun, seorang mantan diplomat Turki yang sekarang menjadi rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace. Masalah Turki dengan Swedia sudah ada sejak sebelum Swedia memutuskan untuk bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Resep Membuat Puding Coco Melon, Cocok Jadi Ide Jualan Bulan Puasa Ramadhan 2023

Turki telah mengkritik Swedia karena mendukung Partai Buruh Kurdi (PKK), yang melakukan serangan teroris dan membunuh warga sipil Turki dalam serangan terhadap target-target non-militer. PKK juga telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Namun, Swedia menolak klaim Turki dan bersikeras bahwa warga Kurdi yang tinggal di negara tersebut mendapatkan suaka atas dasar kemanusiaan. Dalam sebuah nota trilateral yang ditandatangani pada bulan Juli. 

Swedia berkomitmen untuk mengambil tindakan untuk mencegah kegiatan PKK dan semua organisasi teroris lainnya, serta orang-orang yang berafiliasi atau dipengaruhi oleh kelompok atau jaringan yang terkait dengan PKK.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Deutsche Welle


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x