Soal Kehalalan Vaksin Virus Corona di Indonesia, Begini Penjelasan Menristek

- 29 Juli 2020, 19:52 WIB
Menristek Bambang P. S. Brodjonegoro.**
Menristek Bambang P. S. Brodjonegoro.** /HUMAS BNPB

GALAMEDIA - Status kehalalan calon vaksin virus corona (Covid-19) asal China, Sinovac dipertanyakan sejumlah pihak. Terkait hal itu, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menyatakan secara umum penentuan halal dan tidaknya sebuah vaksin melalui dua tahap.

"Tentunya ada dua tahap di tahap pengembangan atau risetnya dan nanti tahap produksi," kata Bambang saat mengunjungi kantor Biofarma di Jalan Pasteur, Sukajadi, Kota Bandung pada Rabu, (29/7/2020).

Baca Juga: Satpol PP Jabar Lakukan Operasi Kepatuhan Penggunaan Masker di Lingkungan Pemprov Jabar

Terkait vaksin Sinovac, ia mengatakan, hal itu bisa diketahui saat produksi yang dilakukan oleh Biofarma dibarengi konsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Biofarma sudah punya pengalaman panjang untuk mendapatkan status tersebut dari Dewan Syariah atau Dewan MUI," ujarnya.

Namun untuk vaksin Merah Putih, ia memastikan vaksin yang dibuatnya kali ini sudah dapat dipastikan halal bahan dan proses pembuatannya. "Kalau yang dari kami (vaksin merah putih), iya (halal). Lembaga Eijkman sejak awal berkonsultasi dengan MUI mengenai apa saja yang harus dipenuhi bisa memenuhi syarat panjang agar halal," ujarnya.

Baca Juga: Terapkan Protokol Kesehatan di Ruang Publik, Satpol PP Turunkan 70 Personel

Rencananya, vaksin yang diproduksi sebanyak 250 juta dus akan dilakukan di Biofarma dengan bentuk platform protein rekombenan dan diprediksi mulai uji klinis pada hewan akhir tahun ini.

"Yang berbeda dari vaksin Sinovac yaitu inactivaty virus, kalau merah putih platformnya protein rekombenan. Ternyata Biofarma punya kemampuan untuk mengerjakan berbagai platform," ucapnya.

Baca Juga: Mulai dari Potong Dana Hingga Ganti Isi Dus, Banyak Aparat Kewilayahan Selewengkan Bansos Covid-19

Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir mengatakan, sebagai lembaga yang bergerak di bidang farmasi terbesar se-Asia Tenggara, Biofarma akan mengerjakan dari mulai pengembangan hingga final project.

"Kita targetkan yang vaksin merah putih itu tahun depan uji klinik ke manusia fase 1, 2, 3. Kalau lancar itu semuanya, mudah-mudahan awal tahun 2022 kita mungkin sudah bisa memproduksi vaksin merah putih," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x