Pasokan Kulit Melimpah di Hari Raya Idul Adha, Permintaan Menurun hingga 50%

- 29 Juli 2020, 20:14 WIB
Penjualan kulit sapi dan domba di momen Hari Raya Idul Adha 1441 H tahun ini diprediksi mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Penjualan kulit sapi dan domba di momen Hari Raya Idul Adha 1441 H tahun ini diprediksi mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu. /

GALAMEDIA- Penjualan kulit sapi dan domba di momen Hari Raya Idul Adha 1441 H tahun ini diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu dikarenakan permintaan yang menurun, sementara pasokan kulit diprediksi akan melimpah.    

Wakil Ketua Penyamak Kulit Indonesia (APKI) Kabupaten Garut, Sukandar, mengatakan di hari raya Idul Adha, biasanya penjualan kulit sapi dan domba melonjak karena banyaknya permintaan. Namun untuk tahun ini, harga kulit diprediksi mengalami penurunan hingga 50%.
 
"Tahun ini kami prediksi pasokannya banyak karena yang haji tidak jadi. Mereka kemungkinan akan kurban dan pasokan kulit bakal semakin banyak," ujarnya, Rabu 29 Juli 2020.

Baca Juga: Soal Kehalalan Vaksin Virus Corona di Indonesia, Begini Penjelasan Menristek

Menurut Sukandar, sebenarnya usaha kulit di Garut sudah mengalami penurunan jauh sebelum terjadinya wabah Covid-19. Hal tersebut akibat dibukanya pasar pasar bebas sejak tiga tahun lalu.

Ia menyebutkan, adanya wabah Covid-19 semakin memperparah usaha kulit yang sudah jadi ciri khas Kabupaten Garut. Biasanya, saat Idul Adha harga jual kulit mengalami peningkatan. Namun di tahun ini harga kulit anjlok.

"Sepinya industri kulit di Garut ini, bukan hanya karena pandemi Covid 19 saja, tapi 2-3 tahun kebelakang pun pasaran sudah sangat sepi terkait adanya MEA atau pasar bebas," ucapnya.

Baca Juga: Satpol PP Jabar Lakukan Operasi Kepatuhan Penggunaan Masker di Lingkungan Pemprov Jabar

Ia menuturkan, APKI Garut telah melaksanakan musyawarah bersama para pengusaha penyamakan kulit, menetapkan harga pembelian kulit hewan qurban tahun ini dengan penurunan harga sekitar 50% dari tahun lalu yang harganya mencapai Rp11.000 sampai Rp12.000 per kilogramnya.

Penetapan harga tersebut, terang Sukandar, atas dasar pertimbangan, di antaranya melihat situasi kondisi industri kulit yang sepi dengan penurunan produksi sampai 60 persen. Sehingga penetapan harga disesuaikan dengan jumlah barang yang akan diproduksi dan yang keluar.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x