Polemik Thrift Shop , Solusi Ramah Lingkungan Dianggap Rugikan Ekonomi Negara

- 14 Maret 2023, 09:48 WIB
Thrift Shop dianggap merugikan negara
Thrift Shop dianggap merugikan negara /YouTube Akun Dicky Suryadik/

GALAMEDIANEWS- Trend belanja pakaian thrifting sangat disukai oleh kalangan anak muda.

Thrifting merupakan bisnis penjualan pakaian bekas layak pakai dengan kualitas bagus. Apalagi barang thrifting yang dijual merupakan merek impor dari luar negeri. Barang Thrifting dijual dengan harga terjangkau.

Belakangan ini, Thrifting memicu polemik. Hal ini berawal dari sikap dari Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan yang memberi peringatan keras kepada pelaku bisnis Thrifting Shop di Bandung.

Baca Juga: Thrift Shop Bandung Terancam Dibubarkan, Kemendag: Bisa Merusak Ekonomi Dalam Negeri

Dikutip dari liputan PRFM yang dimuat di situs prfmnews.com beliau mengatakan "Bisnis impor pakaian bekas itu bisa merusak ekonomi dalam negeri,” tegasnya saat ditemui di Gedung Budaya Sabilulungan, Kabupaten Bandung pada Minggu, 12 Maret 2023.

Adapun ancaman dan sanksi yang akan diberikan “Kalau kita ketemu akan disita dan kita musnahkan" Ujar Zulkifli Hasan.

Pihak Kementerian Perdagangan pun sudah membentuk Satgas Khusus untuk menindak pelaku bisnis Thrifting Shop.

Hal tersebut memicu polemik di kalangan warganet dan dianggap merugikan bisnis thrifting. Namun ada sisi lain positif fenomena thrifting terlepas dari kontroversinya.

Yaitu, tren thrifting merupakan salah satu cara untuk peduli lingkungan.

Alasannya, karena dengan membeli pakaian bekas di thrifting shop sebagai solusi untuk berkurangnya limbah tekstil serta mempromosikan budaya suistanable living atau hidup ramah lingkungan.

Limbah tekstil yang berasal dari industri garmen dianggap salah satu aktivitas manusia yang menjadi faktor utama dalam pencemaran lingkungan di seluruh dunia.

Baca Juga: Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo Ditangkap KPK, Terjerat Kasus Suap dan Gratifikasi Rp7,57 Miliar

Dikutip dari situs citarumharum.jabarprov.go.id, Menurut data dari United Nations Environment Programme (UNEP), setiap tahun, industri fashion menggunakan 93 miliar meter kubik air dan sekitar 20% air limbah industri fashion di seluruh dunia berasal dari pencelupan dan pengolahan kain.

Data dari UNEP juga menunjukkan bahwa industri fashion bertanggung jawab atas 10% emisi karbon global tahunan dan diprediksi emisi tersebut akan melonjak lebih dari 50% pada tahun 2030.

Baca Juga: Kapan Libur Awal Ramadhan 2023 untuk Anak Sekolah? Cek Kalender Akademik Berikut Ini

Berdasarkan data tersebut, limbah produk tekstil ikut berperan dalam pencemaran lingkungan di seluruh dunia. Limbah tekstil juga salah satu limbah yang sulit diurai maupun diproses.

Terlepas dari dampak positif dari tren thrifting, terdapat polemik lain seperti, memicu budaya konsumerisme. Hal itu terjadi karena faktor harga terjangkau, memancing orang untuk menjadi konsumtif.

Membeli pakaian thrifting menjadi alternatif dalam berbelanja, namun jangan lupa mendukung dan membeli produk fashion dalam negeri khususnya produk UMKM.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x