Ditinggalkan karena Bangkrut, Pencinta Moge Rusia di Balik Amonium Nitrat yang Meledakkan Beirut

- 6 Agustus 2020, 10:25 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

Saat itu empat pelaut terpaksa ditahan di  kapal untuk memastikan keamanannya. Terkait kejadian ini pada Juli 2014  situs maritim melaporkan, “Awak kapal disandera di atas bom yang mengambang.”

Keempatnya melakukan aksi mogok dan akhirnya dibebaskan. Mereka mengklaim penggemar motor gede Rusia, Grechushkin mengklaim dirinya bangkrut hingga terpaksa meninggalkan kapalnya. Sebagian besar kargo kemudian disimpan di Hanggar 12  pelabuhan Beirut setelah disita pihak berwenang Lebanon.

REN TV Moskow mengatakan kapal Grechushkin ditahan dan isinya disita karena kurangnya dokumen. Grechushkin diharuskan membayar penalti dalam jumlah besar. Namun kemudian dia menyatakan diri bangkrut dan membiarkan kapal serta isinya. Sejauh ini tidak ada komentar dari pihaknya terkait ledakan mengerikan di Beirut.

Sementara itu warga Lebanon mengarahkan kemarahan pada politisi yang gagal dalam pengawasan korupsi negara selama beberapa dekade. Direktur Jenderal Bea Cukai Lebanon Badri Daher mengatakan pengadilan negara sudah enam kali diberitahu mengenai bahan kimia berbahaya yang disimpan di gudang di ibu kota Lebanon.

Sedangkan petugas bea cukai diketahui telah meminta pihak berwenang untuk memindahkan zat berbahaya dari Hanggar 12 karena bahaya yang mereka yakini bisa ditimbulkan. Juga kemungkinan untuk diberikan kepada tentara atau dijual pada perusahaan bahan peledak.

Baca Juga: Soal Uang Nomonal Rp 20 Juta, Hana Hanifah Ubah Lagi Pernyataannya

“Kami meminta agar bahan kimia itu diekspor kembali tetapi itu tidak terjadi. Kami serahkan pada ahlinya dan yang berkepentingan untuk menentukan alasannya,” kata Daher.

Sumber lain yang dekat dengan seorang pegawai pelabuhan mengatakan tim yang memeriksa amonium nitrat enam bulan lalu memperingatkan bahwa jika tidak dipindahkan maka gudang akan meledakkan seluruh Beirut.

Perdana Menteri Hassan Diab memastikan mereka yang bertanggung jawab takkan lolos dari konsekuensi. Ia juga mendesak semua pemimpin dunia untuk turut membantu.

“Kami menyaksikan bencana yang nyata.  Dokumen menunjukkan bahan kimia itu dapat diberikan kepada tentara atau dijual pada perusahaan bahan peledak, tetapi tidak ada tanggapan. Kargo bahan peledak itu tetap berada di area pelabuhan hingga menghancurkan  ibu kota.”***

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x