Dituduh Korupsi Penanganan Covid-19, Ribuan Warga Israel Datangi Kediaman Netanyahu

- 9 Agustus 2020, 11:06 WIB
Foto: Antara
Foto: Antara /


GALAMEDIA - Kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem, pada Sabtu 8 Agustus 2020 Didatangi ribuan warga Israel. Mereka menuduh Netanyahu korupsi penanganan terhadap krisis virus corona.

"Waktumu habis", demikian bunyi kalimat yang dipasang di sebuah gedung di lokasi protes, saat para demonstran mengibarkan bendera Israel dan meminta Netanyahu untuk mengundurkan diri karena kegagalannya untuk melindungi pekerjaan dan bisnis yang terkena dampak pandemi.

Dilansirkan Antara, Minggu 9 Agustus 2020, gerakan protes telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dimana para kritikus menuduh Netanyahu terganggu oleh kasus korupsi terhadapnya. Dia menyangkal melakukan kesalahan.

Baca Juga: Beijing Kecam Amerika Serikat Karena Anggap Berlakukan Sanksi Konyol

Netanyahu, yang dilantik untuk masa jabatan kelima pada Mei setelah persaingan yang ketat selama pemilu, menuduh para pengunjuk rasa menginjak-injak demokrasi dan media Israel mendorong perselisihan.

Partai Likud sayap kanan pimpinan Netanyahu pada Sabtu menyebut protes itu sebagai "kerusuhan sayap kiri"  dan menuduh Channel 12, saluran televisi populer Israel, "melakukan segala cara untuk mendorong demonstrasi sayap kiri" dari lawan perdana menteri.

"Netanyahu berjuang untuk mengembalikan ekonomi Israel ke kondisi normal. Ia juga berusaha untuk mentransfer dana dan hibah kepada warga Israel," kata Likud dalam pernyataan yang diunggah ke halaman Twitter Netanyahu.

Baca Juga: Di Inggris, Pembukaan Sekolah Menjadi Prioritas Nasional

Protes telah meluas di luar kediaman resmi Netanyahu di Yerusalem. Banyak warga Israel berkumpul di jembatan dan persimpangan jalan raya di seluruh negeri.

Di jalan raya yang sibuk di utara pusat niaga Israel di Tel Aviv, para demonstran mengibarkan bendera hitam dan meneriakkan slogan-slogan sementara mereka yang berada di mobil membunyikan klakson mereka.

Seorang pengunjuk rasa, Yael, mengatakan dia telah kehilangan pekerjaannya di sebuah restoran Tel Aviv.

Baca Juga: Masa Sewanya Berakhir, Bioskop Favorit Kawula Muda China Akan Ditutup

Ia menyebut pemerintah telat dalam menyalurkan bantuan.

"Anda akan berpikir bahwa krisis sekali seumur hidup seperti ini akan mendorong Netanyahu untuk bertindak, dan ternyata tidak. Cukup sudah," katanya. Ia menolak menyebutkan nama belakangnya.

Israel pada Mei mencabut sebagian aturan karantina wilayah, yang telah meratakan kurva infeksi. Tetapi, lonjakan kedua kasus COVID-19 dan pembatasan berikutnya telah membuat peringkat persetujuan Netanyahu anjlok hingga di bawah 30 persen.

Baca Juga: Dalam 5 Hari, 217 Gempa Terjadi di Sumba Nusa Tenggara Timur

Banyak pembatasan telah dicabut untuk menghidupkan kembali aktivitas bisnis, tetapi pengangguran berada pada angka 21,5 persen dan ekonomi diperkirakan akan menyusut enam persen pada 2020.

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x