Erick Thohir Ingin Pelaksanaan Vaksinasi Massal Corona di Indonesia Dipercepat

- 10 Agustus 2020, 21:31 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir/
Menteri BUMN Erick Thohir/ /facebook.com/ErickThohir


GALAMEDIA - Menteri BUMN Erick Thohir mengisyaratkan  kegiatan vaksinasi massal Covid-19 digelar pada Februari 2020. Namun ia berharap pelaksanaannya bisa lebih cepat karena uji klinis tahap III vaksin Corona maju tiga pekan dari jadwal sebelumnya.

“Kita usahakan kan (vaksinasi massal Covid-19) Februari tapi sekarang uji klinisnya yang tadinya September bisa maju tiga pekan, kita harapkan juga kalau bisa lebih cepat dari Februari,” kata Erick di Menara Kadin Jakarta, Senin 10 Agustus 2020.

Erick menjelaskan, uji klinis tahap III perdana akan dimulai besok. Uji klinis ini memakan waktu sekitar enam bulan sebelum diproduksi massal dan bisa dilakukan imunisasi.

Baca Juga: Boyong Rp 500 Triliun Lebih, 17 Perusahaan asal China Bakal Hijrah ke Indonesia

Imunisasi, kata Erick merupakan kunci perbaikan ekonomi Indonesia. Semakin cepat, maka ekonomi juga akan semakin cepat pulih.

“Ini yang akan diujicobakan perdana besok sehingga nanti enam bulan ke depan kemudian kita harapkan yang sudah bukan uji klinis, tapi imunisasi massal bisa terjadi di seluruh Indonesia,” kata Erick.

“Saya rasa vaksin (vaksin Corona) menjadi kunci karena dengan lebih cepat ada imunisasi ke masyarakat kita mengharapkan ekonomi bangkit secepat mungkin juga. Kalau imunisasi makin lama suka tidak suka ekonominya mundur lebih lama,” sambung Erick.

Baca Juga: Prabowo Sudah Selesai, Habib Rizeq dan Ustaz Abdul Somad Digadang-gadang Jadi Capres 2024

Erick sendiri belum memberikan jawaban yang tegas. Meski demikian, Erick bilang, sudah seharusnya pemerintah hadir.

“Saya rasa pemerintah akan memastikan tentu ada diskusi khusus tapi sudah seyogyanya harus hadir, ketika rakyat membutuhkan pemerintah harus hadir. Nanti klasifikasinya biar saja tim Indonesia Sehat BNPB dan Menkes yang akan menyampaikan. Insya Allah suka tidak suka semua masyarakat harus diimunisasi,” jelasnya.

Sebelumnya, Erick yang sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menyampaikan pemerintah butuh dana sekitar 4,5 miliar dolar AS atau setara Rp 65,25 triliun (kurs Rp 14.500) untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seluruh penduduk Indonesia.

Baca Juga: MA Tolak Gugatan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia Soal Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

“Kalau harganya 15 dolar AS per vaksin, jadi berapa? Anggap 300 juta orang dikali 15, sudah 4,5 miliar dolar AS,” ujar Erick dalam tayangan virtual, Jumat 7 Agustus 2020.

Erick mengatakan, rencananya dana vaksin Corona tersebut sebagian akan menggunakan dana dari Kementerian Kesehatan.

“Ya saya rasa ini yang sudah kita rapatkan kemarin, dari anggaran Kemenkes yang tersisa Rp 24,8 (triliun) ya mungkin sebagian buat down payment vaksin dulu,” ujar Erick.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x