Jauhkan Generasi Muda dari Politik Sebuah Kekeliruan Amat Fatal

- 17 Agustus 2020, 14:10 WIB
Ilustrasi pemuda Indonesia.
Ilustrasi pemuda Indonesia. /

GALAMEDIA - Refleksi kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 ini ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh muda. Pemuda akhir-akhir ini cukup memiliki porsi dalam dunia politik di berbagai tingkatan baik nasional hingga daerah yang atmosfernya makin terasa.

Tentu partisipasi pemuda bukan hal baru di republik ini, kiprah para pemuda Indonesia sudah banyak teruji sejarah mulai dari sumpah pemuda, proses kemerdekaan Indonesia, hingga Indonesia menuai kemerdekaannya.

Panggung politik sudah semestinya dibuka selebar mungkin bagi para pemuda untuk turut andil dalam menentukan kebijakan rakyat di masa depan. Karena hampir mustahil mencapai Indonesia emas di tahun mendatang tanpa memberikan ruang politik yang cukup bagi generasi muda.

Dalam konteks kedaerahan, di Kabupaten Bandung Barat peran pemuda rasanya belum begitu nampak dan terasa oleh masyarakat. Entah karena tidak diberi porsi atau porsi yang diberikan tidak dimanfaatkan dengan baik.

Baca Juga: Relawan Uji Klinis Fase III Vaksin Covid-19 di Bandung Membludak

"Menjauhkan generasi muda terhadap politik adalah sebuah kekeliruan yang amat fatal. Tidak selamanya kepemimpinan dan partisipasi dalam menentukan berbagai kebijakan rakyat selalu dilakukan oleh generasi tua," kata Moch Galuh Fauzi mahasiswa S2 Kebijakan Publik Unpad Bandung, Senin 17 Agustus 2020.

Menurutnya,  peranan para muda-mudi di Kabupaten Bandung Barat harus memiliki kontribusi terhadap segala hal yang berkaitan dengan kepentingan publik. Karena generasi muda hari ini ialah yang melanjutkan estafet kepemimpinan dan pengambil kebijakan di beberapa tahun mendatang.

"Stigmatisasi pemuda terhadap proses politik yang cenderung negatif adalah tanda bahaya bagi keberlangsungan Kabupaten Bandung Barat dalam menatap masa depannya. Stigmatisasi pemuda tersebut sangat berbahaya karena generasi muda akan jauh dari hiruk pikuk politik," tuturnya.

Baca Juga: Halle Berry Reka ulang 007 Bikini Syut Diusia 54: Tersedak Saat Adegan Seks

Padahal, lanjutnya politik memiliki tugas mulia untuk membangun serta merawat hajat hidup bersama (good life) dengan berbagai spektrumnya.

Lebih jauh Galuh mengatakan, dengan tidak memberikan porsi kepada pemuda biasanya akan melahirkan kerajaan politik atau biasa disebut dinasti politik. Karena nantinya kekuasaan akan dibuat sedemikian tertutup hingga tidak melahirkan regenerasi politik, alhasil munculah pemimpin baru dari dalam keluarga petahana.

Abraham Lincoln dalam gagasannya mengatakan, “Demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.”

Baca Juga: Bukan Sinovac, Pemerintah China Telah Patenkan Vaksin Corona yang Manjur dan Aman

"Hal ini jelas memberi makna bahwa demokrasi memberi jalan seluas-luasnya kepada rakyat tak terkecuali kaum muda-mudi untuk ikut tampil berpartisipasi dan ikut serta melaksanakan kegiatan politik bahkan sekalipun menjadi penentu kebijakan politik melalui kritik yang konstruktif," paparnya.

Dikatakannya,  untuk menyambut masa depan barang tentu ada pra kondisi dan persiapan yang perlu diupayakan, yakni dengan memberi porsi kepada generasi muda untuk menyelami berbagai proses politik yang tersedia.

"Maka peranan partai politik, organisasi maupun kelompok yang memiliki perhatian khusus terhadap politik, kebijakan publik dan lain sebagainya untuk memberikan akses yang seluas-luasnya kepada para generasi pemuda untuk berkiprah dan berkontribusi lebih jauh," paparnya.

Ia menambahkan  sudah semestinya para generasi muda yang diberikan kesempatan adalah pemuda yang inovatif, visioner, loyal terhadap kepentingan publik juga matang secara pengalaman maupun karya-karya nyata lainnya. Karena kiprah dan kontribusi para generasi muda hanya dapat diberikan melalui karya dan kerja nyata bukan sebatas wacana.

Baca Juga: Tetap Tak Bersuara Soal UEA-Israel, Arab Saudi Lebih Fokus Jadi 'Kekasih Gelap'

"Ada sabda Bung Karno yang mesti kita ingat bagi segenap generasi muda, “Hendaknya kita jangan hanya mewarisi abu-abunya sumpah pemuda tapi kita hendaknya mewarisi api sumpah pemuda," imbuhnya.

Menurutnya, Bung Karno memang sangat memiliki perhatian pada kaum muda, hal tersebut juga dapat dilihat dari kiasan yang disampaikan bahwa Bung Karno menyukai lukisan samudera yang bergelombang memukul menggebu daripada lukisan sawah yang adem ayam tentram.

Artinya karena pemuda memang acap kali memiliki semangat, kualitas, serta daya juang luar biasa yang diperlukan bagi pembangunan dan kemajuan suatu daerah bahkan negara.

"Saya yakin dan percaya bahwa  ke depan di Bandung Barat para generasi muda akan banyak mewarnai ruang-ruang publik, mengisi kekosongan di berbagai lini, serta menjadi penentu kebijakan politik," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah