Lonjakan Kasus Kematian Akibat Rabies di Sulsel: Perlu Langkah Tegas dalam Penanganan dan Kesadaran Masyarakat

- 22 Juni 2023, 20:39 WIB
Ilustrasi rabies.
Ilustrasi rabies. /Freepik/aleksandralittlewolf/

GALAMEDIANEWS - Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat bahwa sejak tahun 2023 dimulai, sudah ada tujuh kasus kematian akibat rabies di provinsi tersebut. Kasus-kasus tersebut terjadi di beberapa daerah, termasuk Sinjai, Soppeng, Toraja Utara, dan Kabupaten Gowa.

Pada tanggal 21 Juni 2023, satu orang dewasa di Kabupaten Gowa menjadi korban terbaru yang meninggal akibat rabies, meskipun telah mendapatkan perawatan di RSUD Jeneponto. Kabid P2P Dinkes Sulsel, Ardadi, menyampaikan bahwa upaya pengobatan tidak berhasil menyelamatkan nyawa pasien tersebut.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinkes Sulsel, jumlah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada manusia di wilayah tersebut cukup tinggi. Selama periode Januari hingga Mei 2023, tercatat sebanyak 3.094 kasus GHPR terhadap manusia.

Dinkes Sulsel telah melakukan penanganan yang optimal terhadap kasus-kasus ini. Dari total gigitan yang terjadi, sebanyak 3.069 kasus telah menjalani proses pencucian luka, dan 2.668 kasus telah diberikan vaksinasi anti rabies.

Baca Juga: Film Suzzanna Malam Jumat Kliwon Tayag Agustus 2023, Luna Maya Mengaku Kerap Tak Percaya Diri

Dalam upaya mencegah penyebaran lebih lanjut, Dinkes Sulsel juga telah menyiapkan sekitar 5.000 dosis vaksin rabies yang akan segera didistribusikan ke kabupaten/kota. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan vaksin yang memadai dan memperkuat upaya pencegahan terhadap rabies.

Menurut Ardadi, salah satu faktor penyebab kasus kematian akibat gigitan hewan adalah keterlambatan dalam penanganan serta keengganan korban untuk menerima perawatan medis.

Baca Juga: Kapan Demon Slayer Season 4 Dirilis? Simak Informasinya di Sini

Ardadi menjelaskan bahwa keterlambatan penanganan disebabkan oleh pemahaman masyarakat yang masih kurang mengenai bahaya rabies. Banyak kasus yang masih disembunyikan oleh masyarakat, bahkan ada yang memilih berobat ke dukun.

Ia juga menekankan bahwa rabies tidak hanya ditularkan oleh anjing, tetapi juga oleh kucing, kera, dan kelelawar. Meskipun sebagian besar kasus yang tercatat adalah akibat gigitan anjing, bukan berarti semua anjing menjadi pembawa rabies.

Ardadi menjelaskan bahwa jika seseorang digigit oleh hewan yang dapat membawa rabies, penanganan harus dilakukan segera sesuai dengan petunjuk teknis yang ada. Salah satu langkah penting adalah mencuci luka dan menggunakan antiseptik seperti yodium atau alkohol 70 persen.

Baca Juga: Disnaker Kota Bandung Gelar Pertemuan Bersama Pimpinan Lapas Banceuy, Wujudkan Program Pelatihan Warga Binaan

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang mengalami gigitan atau cakaran hewan untuk segera mendapatkan penanganan di puskesmas. Puskesmas menyediakan layanan cuci luka, antiseptik, dan pemberian vaksin anti rabies secara gratis.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mencegah penyebaran rabies dan memberikan perlindungan kepada masyarakat yang terkena gigitan hewan.

Dalam upaya menangani kasus gigitan hewan yang dapat menyebabkan rabies, Dinkes Sulsel telah melakukan langkah-langkah yang optimal, termasuk pencucian luka, pemberian antiseptik, dan vaksinasi anti rabies secara gratis.

Meskipun masih terdapat tantangan seperti keterlambatan penanganan dan pemahaman masyarakat yang perlu ditingkatkan, penting bagi masyarakat untuk menyadari urgensi segera mencari perawatan setelah digigit oleh hewan tersebut. Dengan kesadaran dan tindakan cepat, diharapkan dapat mengurangi kasus kematian akibat rabies serta melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat dari ancaman penyakit ini.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x