GALAMEDIANEWS – Warga Bekasi sedang mengalami bencana kekeringan di sejumlah desa. Bencana kekeringan ini berdampak pada 118.679 jiwa. Setidaknya ada 10 Kecamatan yang mengalami kekeringan di Bekasi.
Perpanjangan masa tanggap darurat ini tertuang dalam keputusan Bupati Bekasi no HK,02,02/KEP.599-BPBD/2023 yaitu tentang perpanjangan tanggap darurat bencana dan kekeringan Kabupaten Bekasi. Keputusan tersebut ditandatangani oleh Bupati Dani Ramdan.
Munculnya keputusan tanggap darurat ini berdasarkan hasil evaluasi dan juga kondisi di lapangan. Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa sejumlah warga terdampak juga lahan pertanian pun kian mengering.
“Pertimbangan lainnya yaitu dampak kenaikan bahan pokok di sektor ekonomi masyarakat, Sehingga status tanggap darurat perlu dilanjutkan.” Ujar Dani.
Penanganan kekeringan ini terus di upayakan. Adapun suntikan anggaran yang terus di gali untuk proses penanganan kekeringan.
“Diantaranya kami telah mengajukan Dana Siap Pakai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, selanjutnya pengajuan bantuan juga ke Provinsi Jawa Barat,” Ucap Dani menambahkan.
“Evaluasi kami dari awal penetapan tanggap darurat tanggal 31 Agustus hingga 13 September 2023, dampak kekeringan peningkatannya cukup signifikan. Di lapangan kebutuhan air masih tinggi. Juga, dampak lainnya yakni pada sektor pertanian. Di mana, laporan yang kami terima lahan yang terdampak kekeringan cukup luas mencapai 2.000 hektare lahan yang belum tertangani” ucap Muchlis.
Baca Juga: Shalat Istisqa Untuk Mengatasi Kekeringan Melanda, Inilah Tata Cara nya Sesuai Sunnah Rasulullah SAW
Muchlis pun menambahkan jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan ada sekitar 10 Kecamatan. Termasuk Cabangbudin yang kini menjadi kecamatan teranyar yang teridentifikasi mengalami kekeringan. 10 Kecamatan yang mengalami kekeringan ini memberikan dampak bagi 40 warga desa.
“Dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memprediksi, kemungkinan turun hujan dan kekeringan ini sampai dengan bulan November 2023. Maka kami harus bekerja lebih maksimal,” ujar Muchlis
Bencana kekeringan ini membuat para personel bekerja lebih keras di lapangan. Adapin pengiriman air bersih yang semula dua kali sehari kini bertambah menjadi lima kali sehari.
“Kami upayakan penambahan jumlah pengiriman air yang awalnya dua rit menjadi tiga sampai 5 lima rit per hari. Sekarang, toren dan penampungan air sudah mulai banyak.
Yang harus kami lakukan untuk mengisi tempat air itu, sehingga distribusi air untuk masyarakat lebih maksimal,” ujarnya Muchlis.***