Dicabuti Kuku Hingga Metode Kebab Ayam, Amnesti Internasional Ungkap Penyiksaan Tahanan Iran

- 3 September 2020, 12:07 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIA - Amnesty International pekan ini menuding Iran menggunakan taktik penyiksaan untuk mendapatkan pengakuan dan informasi dari tahanan. Sebelumnya ratusan orang dipenjara saat sweeping dilakukan untuk menghentikan demo tahun lalu.

Demonstrasi meletus di seluruh Iran pada November 2019 menyusul kenaikan harga bensin besar-besaran. Aksi dihentikan oleh pasukan keamanan dengan penangkapan massal di tengah pemadaman internet di hampir seluruh teritori Iran.

Baca Juga: Laut Bohai Selama Tiga Pekan Jadi Zona Terlarang, Kapal Induk China Shandong 'Berkuasa'

Amnesty International mengatakan pihaknya telah mengumpulkan puluhan kesaksian dari 7.000 orang yang diperkirakan ditangkap, termasuk anak-anak berusia 10 tahun.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Kamis (3 September 2020) pengakuan dari mereka yang sempat ditahan mengungkapkan serangkaian pelanggaran HAM yang mengejutkan, termasuk penyiksaan dengan metode yang kini ramai di media

Teknik penyiksaan di antaranya waterboarding atau membuat tahanan merasakan sensasi tenggelam akibat kehabisan napas, pemukulan, sengatan listrik, menyemprot alat kelamin dengan  merica, kekerasan seksual, eksekusi palsu hingga encabut kuku jari tangan dan kaki.

Mereka yang ditangkap disiksa untuk mengakui keterlibatan dalam protes, keanggotaan dalam kelompok oposisi atau kontak dengan pemerintah dan media asing. Amnesty telah mencatat nama-nama lebih dari 500 orang yang menjadi sasaran proses pidana yang tidak adil.

"Ratusan orang dijatuhi hukuman penjara dan dicambuk, sebagian dihukum mati menyusul pengadilan yang sangat tidak adil yang dipimpin oleh hakim yang bias di balik pintu tertutup," kata Amnesty.

Hukuman penjara berkisar antara satu bulan hingga 10 tahun untuk tuduhan seperti berkumpul dan berkolusi melakukan kejahatan dan mengancam keamanan nasional. Juga menyebarkan propaganda melawan sistem, mengganggu ketertiban umum dan menghina Pemimpin Tertinggi.

Seorang mantan tahanan yang mengaku disiksa dengan sengatan listrik mengatakan, “Rasanya seperti ditusuk jutaan jarum.” Sementara eks tahanan lainnya mengaku didigantung di tiang untuk penyiksaan dengan metode
'ayam kebab'.

“Sakitnya sangat menyiksa. Ada begitu banyak tekanan dan rasa sakit di tubuh hingga aku buang air tanpa sadar.. Keluarga tahu aku disiksa, tetapi mereka tidak tahu bagaimana penyiksaan yang kualami.”

Sementara warga Khorasan Razavi yang menjadi korban metode waterboarding, mengungkap, “Mereka membasahi handuk dengan air dan meletakkannya di wajah.
Kemudian mereka menuangkan air perlahan ke atas handuk hingga membuatku tercekik..”

Penyiksaan dihentikan saat dirinya  kepayahan, namun hal yang sama kembali diulang setelah ia dianggap ‘membaik’. “Mereka juga meninju, menendang, dan mencambuk dengan kabel.”

Diana Eltahawy, Deputy Regional Director Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara memberikan pernyataan atas temuan tersebut.

"Alih-alih menyelidiki tuduhan penghilangan paksa, penyiksaan, dan kejahatan lainnya terhadap tahanan, jaksa penuntut Iran terlibat dalam kampanye penindasan dengan mengajukan dakwaan keamanan nasional terhadap ratusan orang," katanya.

Baca Juga: Ingin ASI Melimpah, Yuk Ikuti Tips dari dr. Reisa Broto Asmoro

Diana menambahkan, “Orang-orang ditahan karena menggunakan hak kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul secara damai. Sedangkan hakim memberikan putusan bersalah atas dasar pengakuan yang tak lagi objektif karena diawali penyiksaan.”

Ada juga tudingan memaksa sejumlah orang untuk membuat pengakuan di televisi sebagai propaganda negara disertai pernyataan pejabat tinggi yang memuji intelijen dan pasukan keamanan sebagai pahlawan.

Dalam rilis Amnesty International, Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB didesak untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia di Iran dengan mengadakan penyelidikan yang dipimpin  PBB.

Baca Juga: BLT Rp 600 Ribu per Bulan Bakal Diperpanjang, Jumlah Pendaftar Masih Jauh dari Target

Pada bulan Mei, menteri dalam negeri Iran menyatakan sekitar 225 orang tewas selama protes November lalu. Kekerasan meletus hingga berujung aksi pembakaran pom bensin.

Aktivis hak asasi PBB pada bulan Desember mengatakan, lebih dari 400 orang kemungkinan  tewas dalam tindakan keras pembubaran demonstran.

Pengungkapan ini berdasarkan laporan yang belum dikonfirmasi. Iran sendiri menyebut demo didukung musuh megara seperti AS, Israel dan Arab Saudi.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x