Di sebuah pasar grosir Jakarta, pedagang seperti Nilam, yang hanya menggunakan satu nama dan menjual celana buatan lokal, khawatir akan kehilangan pendapatan.
Dia mengungkapkan bahwa 80% dari pendapatannya berasal dari TikTok Shop dan tidak tahu bagaimana dia bisa menggantikan platform tersebut.
"Saya sangat bingung tentang dari mana saya akan mendapatkan uang," ujar Nilam, seraya berharap TikTok Shop dapat kembali beroperasi.
TikTok sebelumnya telah berjanji untuk menginvestasikan miliaran dolar di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, dalam upaya besar untuk membangun platform e-commerce mereka, TikTok Shop.
Perusahaan ini memiliki 125 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia dan berencana untuk mengubah jumlah pengguna yang besar ini menjadi sumber pendapatan e-commerce yang signifikan.
Menurut data dari perusahaan konsultan Momentum Works, 5% dari total transaksi e-commerce di Indonesia tahun lalu terjadi melalui TikTok, yang menunjukkan signifikansinya dalam lanskap perdagangan digital negara tersebut.
Baca Juga: Tanah Abang sepi apakah menutup TikTok shop bisa menjadi solusi?