GALAMEDIA - Penanganan stunting melalui pendekatan budidaya jamur dan beternak puyuh petelur serta pemanfaatan lahan pekarangan di wilayah Kecamatan Rancakalong, hasilnya dinilai cukup jitu (efektif).
Situasi itu terlihat dari adanya penurunan angka stunting di wilayah tersebut.
"Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi," kata Ili Camat Rancakalong, Senin 7 September 2020.
Baca Juga: Pemprov Jabar Ngutang Rp 4 Triliun untuk Pulihkan Ekonomi
Awalnya sebut Ili, data stunting di wilayah pemerintahannya cukup memprihatinkan, atau mencapai 26% pada 2018 dari angka kelahiran di Kab.Sumedang.
Oleh sebab itu berbagai terobosan program terus dicoba untuk menurunkan angka stunting. Kunci penanganan stunting dititik beratkan untuk pemenuhan gizi keluarga sasaran. Hingga akhirnya penanganan stunting itu dilakukan melalui pendekatan bantuan budidaya jamur, beternak puyuh petelur dan pemanfaatan lahan pekarangan.
Baca Juga: Iuran BPJS Ketenagakerjaan Turun Mulai September 2020
Dalam teknis setiap keluarga sasaran diberikan bantuan tersebut. "Dengan bantun tersebut, keluarga sasaran bisa dengan mudah mendapatan asupan yang bergizi, berupa jamur dan telur puyuh. Disamping itu mereka juga bisa mendapatkan sayuran yang ditanam di pekarangannya," ujar Ili.
Melalui terobosan program tersebut hasilnya cukup menggembirakan. Dimana angka stunting di wilayah terus menurun. Yaitu pada tahun 2019 menurun jadi 19% kemudian pada 2020 turun lagi jadi 14%.