Mendalami Sejarah Rasisme Sebagai Dasar Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina

- 30 Oktober 2023, 16:39 WIB
Seorang pemukim Israel berteriak, “Kami akan membunuh kalian semua, satu demi satu, kalian Muslim sialan”, di tengah-tengah teriakan dari kerumunan “Matilah orang-orang Arab!” dan menyerukan pengusiran warga Palestina dan penghancuran desa-desa yang tersisa di Tepi Barat dalam penyerbuan pemukim Isr
Seorang pemukim Israel berteriak, “Kami akan membunuh kalian semua, satu demi satu, kalian Muslim sialan”, di tengah-tengah teriakan dari kerumunan “Matilah orang-orang Arab!” dan menyerukan pengusiran warga Palestina dan penghancuran desa-desa yang tersisa di Tepi Barat dalam penyerbuan pemukim Isr /Reddit r publicfreakout/

Tidak hanya tindakan-tindakan rasis yang mencuat di Israel, tetapi pandangan-pandangan rasis juga tersebar luas di kalangan warga Israel. Berbagai hasil jajak pendapat (Survei)  telah menunjukkan bahwa sebagian besar remaja Israel memiliki pandangan negatif terhadap orang Arab. Misalnya, satu jajak pendapat menemukan bahwa dua pertiga remaja Israel percaya bahwa orang Arab kurang cerdas, kurang berbudaya, dan kejam. Hal ini mencerminkan pandangan yang sangat merendahkan dan merendahkan martabat orang Arab.

Selain itu, jajak pendapat lain menunjukkan bahwa sekitar 50% warga Israel tidak akan tinggal di gedung yang sama dengan orang Arab. Mereka juga tidak ingin anak-anak mereka bersahabat dengan orang Arab atau membiarkan orang Arab masuk ke rumah mereka. Bahkan, sekitar 60% orang Yahudi Israel ingin pemisahan antara orang Yahudi dan orang Arab. Ini menunjukkan bahwa pandangan rasialis bukan hanya menjadi pandangan individu, tetapi juga tercermin dalam keinginan untuk pemisahan dan eksklusi antara kelompok etnis.

Lebih lanjut, jajak pendapat menemukan bahwa setengah dari orang Yahudi Israel setuju dengan pernyataan bahwa sebagian besar orang Yahudi lebih baik daripada sebagian besar orang non-Yahudi hanya karena mereka lahir sebagai orang Yahudi. Ini adalah pandangan yang sangat meremehkan dan eksklusif. 

Lebih jauh lagi, 88% orang Yahudi Israel akan terganggu jika anak laki-laki mereka bersahabat dengan seorang gadis Arab, dan 90% akan terganggu jika anak perempuan mereka bersahabat dengan seorang anak laki-laki Arab. Pandangan ini mencerminkan ketakutan dan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap orang Arab.

Kebijakan Diskriminatif Pemerintah Israel

Pandangan rasialis dan eksklusif ini tidak hanya terbatas pada masyarakat Israel, tetapi juga tercermin dalam kebijakan pemerintah. Israel telah mengesahkan sejumlah undang-undang yang mendukung pandangan ini. Sebagai contoh, ada undang-undang yang menyatakan bahwa jika seorang warga Israel menikahi seorang Palestina atau seseorang dari beberapa negara Arab regional lainnya, orang tersebut tidak diizinkan untuk tinggal bersama warga Israel tersebut. Undang-undang ini diadopsi pada tahun 2003 dan telah diperbarui setiap tahun sejak itu. Hal ini menciptakan pemisahan dan eksklusi yang jelas antara orang Yahudi dan orang Arab.

Halaman:

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: x.com @censoredmen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah