GALAMEDIANEWS - Setidaknya lima warga Palestina telah kehilangan nyawa, dan 40 lainnya terluka akibat serangan udara penjajah zionis Israel yang menargetkan dua bangunan hunian di Khan Younis, sebuah kota yang terletak di bagian selatan Jalur Gaza Palestina, hasil serangan tersebut juga kembali putuskan koneksi internet di Gaza. Informasi ini dilaporkan oleh seorang koresponden Al Jazeera di lapangan di selatan Gaza.
Insiden tersebut juga melihat pasukan Israel mengganggu jalur komunikasi dan layanan internet di daerah yang terkena dampak, yang merupakan kejadian kedua dari pemadaman semacam itu di Gaza dalam seminggu terakhir.
Paltel, sebuah perusahaan telekomunikasi Palestina, mengkonfirmasi adanya gangguan layanan lengkap dengan Jalur Gaza, dengan alasan bahwa "jalur internasional yang sebelumnya telah dihubungkan kembali kini kembali terputus."
Pemadaman internet dan gangguan komunikasi semacam ini telah menarik kritik dari organisasi hak asasi manusia, dengan beberapa menggambarkannya sebagai taktik perang yang bertujuan untuk menimbulkan penderitaan tambahan bagi penduduk di daerah tersebut.
Baca Juga: Serangan Udara Israel Menghantam Kamp di Palestina, 50 Warga Palestina Dikabarkan Tewas
Marwa Fatafta, manajer kebijakan dan advokasi Timur Tengah dan Afrika Utara di Access Now, sebuah organisasi hak asasi manusia global, menekankan bahwa penggunaan Israel terhadap pemadaman internet bertujuan untuk menimbulkan lebih banyak penderitaan pada penduduk setempat.
Meskipun di luar pemadaman total, komunikasi di Gaza tetap sporadis dan tidak dapat diandalkan. Situasi yang sudah rapuh diperparah oleh kelangkaan bahan bakar yang berkelanjutan dan kerusakan infrastruktur, yang lebih lanjut menghambat kemampuan penduduk untuk berkomunikasi dan mengakses informasi.
Konflik berkelanjutan antara Israel dan Gaza tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan Israel tampaknya memprioritaskan balasan dan membuat seluruh masyarakat menderita sebagai respons terhadap serangan-serangan baru-baru ini.
Mouin Rabbani, dari Center for Conflict and Humanitarian Studies, menyoroti pendekatan Israel yang konsisten menolak panggilan gencatan senjata, seringkali dengan dukungan Amerika Serikat dan kadang-kadang dukungan Eropa di PBB.
Baca Juga: Remaja Tewas Ditembak Pasukan Israel di Beit Ummar Hebron, Israel Kembali Serang Besar Besaran Jenin