GALAMEDIANEWS - Laporan dari media Palestina mengungkapkan, sedang berlangsung perundingan gencatan senjata antara kelompok Hamas dan Israel.
Potensi gencatan senjata mulai muncul karena ancaman ultimatum Hizbullah yang akan masuk dalam perang secara total dan ini akan melibatkan pengiriman 50.000 liter bahan bakar setiap hari ke Jalur Gaza.
Jika gencatan senjata ini berjalan dengan sukses atau perundingan terus berlanjut dalam arah yang benar, maka kekhawatiran yang diungkapkan oleh berbagai pihak akan berkurang secara signifikan.
Pada saat yang sama, pernyataan dari pemimpin gerakan perlawanan Lebanon, Sheikh Hassan Nasrallah, telah mengguncang dunia internasional.
Melalui perantaraan diplomatik, Sheikh Nasrallah memberikan ultimatum kepada Amerika Serikat, menuntut akhir dari perang Israel di Gaza pada tanggal 3 November.
Menurut laporan surat kabar Kuwait, Al-Jarida, yang mengutip sumber-sumber diplomatik Iran, jika Amerika Serikat gagal memenuhi tuntutan ini, Sheikh Nasrullah akan mengumumkan "mobilisasi umum untuk perang melawan Israel dan akan meluncurkan operasi militer terhadap Israel dari berbagai arah."
Al-Jarida mencatat bahwa Nasrallah telah menyetujui ultimatum ini bersama Brigadir Jenderal Esmail Qaani, kepala Pasukan Quds Pasukan Revolusioner Iran, yang tiba di ibukota Lebanon, Beirut, pada hari Selasa.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jumat: Cuaca Ekstrem di Beberapa Kota Besar Indonesia
Sumber-sumber Al-Jarida menyatakan bahwa Jenderal Qaani sebelumnya menyatakan dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional Iran bahwa sekutu regional Iran mungkin kehilangan dukungan publik jika mereka gagal "untuk bergabung dalam perjuangan mendukung rakyat Palestina."