Pemuka Agama Ternama Sebut Covid-19 Hukuman Atas Pernikahan Sejenis, Ini Kondisinya Sekarang

- 15 September 2020, 17:34 WIB
Patriarch Filaret dari Gereja Ortodoks Ukraina Patriarki Kiev, yang menyalahkan pernikahan gay akibat penyebaran Covid-19, dinyatakan positif terpapar Covid-19.*
Patriarch Filaret dari Gereja Ortodoks Ukraina Patriarki Kiev, yang menyalahkan pernikahan gay akibat penyebaran Covid-19, dinyatakan positif terpapar Covid-19.* /Dok. Orthodox Times./




GALAMEDIA - Melalui Web dan Akun Facebooknyam Gereja Ortodok mengumumkan Pemuka Agama ternama asal Ukraina Patriark Filaret positif terinfeksi Covid-19 dan kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit.

Dalam unggahan terbarunya pihak gereja mengabarkan, saat ini Filaret dalam kondisi stabil dan masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Yang Mulia Patriark Filaret sangat berterima kasih kepada semua orang yang menunjukkan cinta dan dukungannya dalam doa untuk kesehatannya. Hari ini kondisi kesehatan Patriark Filaret stabil, pengobatan pun terus berjalan," tulis pihak Gereja, Sabtu 14 September 2020.

Baca Juga: Salon dan Spa di Bandung Hanya Boleh Berikan Layanan Satu Jam

Dilansirkan jurnalpresisi.com dari New York Post, Patriark sebelumnya menjadi sorotan pada awal tahun 2020 ini. Pasalnya pemimpin salah satu denominasi Kristen Ortodoks terbesar di Ukraina itu, pernah mengatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah hukuman atas dosa umat manusia.

Dalam sebuah wawancara, di depan kamera Patriark menegaskan jika virus corona yang melanda adalah hukuman atas pernikahan sesama jenis.

Kelompok LGBT 'Insight' yang berbasis di Kiev mengajukan gugatan kepada Patriark atas wawancara TV nya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Ini Langkah Kapolda Jabar Agar Kejadian yang Menimpa Syekh Ali Jaber Tidak Terjadi di Jawa Barat

Gugatan yang diajukan April lalu oleh kelompok tersebut menilai apa yang dikatakan Patriark dapat memicu kebencian dan diskriminasi di negara Eropa timur itu.

“Tujuan kami adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa tidak ada lagi tempat untuk pernyataan seperti itu dari para pemimpin gereja di Ukraina,” ujar kepala Insight, Olena Shevchenko.

“Pernyataan semacam itu sangat berbahaya karena dapat meningkatkan serangan, agresi, diskriminasi, dan tindak kekerasan terhadap kelompok tertentu,” tambah Maria Guryeva, juru bicara Amnesty International Ukraina.

Baca Juga: Rapat Bersama Luhut, Ridwan Kamil Minta Perkuat Koordinasi di Jabodetabek

Namun, layanan pers Patriarkat Kiev menyangkal pendapat kelompok LGBT tersebut. Layanan pers tersebut mengatakan bahwa pernyataan Filaret tetap dalam batas-batas hukum Ukraina.

"Gereja berhak mengajukan gugatan balik terhadap mereka yang berusaha menyalahgunakan perlindungan peradilan untuk melanggar nilai-nilai tradisional keluarga Ukraina," tulis layanan per tersebut.

Data statistik dari Universitas Johns Hopkins Ukraina menunjukan setidaknya 146.511 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, diantaranya 3.034 orang meninggal dunia.***(Novandryo Witar/jurnalpresisi.com)

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x