GALAMEDIANEWS - Kasus rentenir telah memakan banyak korban harta. Bahkan, ada yang kehilangan nyawa karena tak kuasa menanggung lilitan utang kian membengkak.
Oleh karena itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menegaskan, dalam menyelesaikan masalah jeratan rentenir harus dilakukan secara 'keroyokan'. Bukan hanya untuk membebaskan, tapi juga melatih agar masyarakat berdaya supaya memiliki kemampuan menopang kehidupan.
Baca Juga: Perekonomian Jabar 2024 Diyakini Masih Bakal Tumbuh Positif
"Harus keroyokan menangani hal rentenir. Rentenir memang identiknya dengan persoalan keuangan. Tapi setelah itu, masyarakat harus berdaya. Maka dari itu butuh banyak stakeholder terkait," jelas Ema saat meresmikan Kampung Bersih Rentenir (KBR) di RW 11 Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, Jumat 8 Desember 2023.
Ia mengatakan, rentenir itu ibarat senja. Awalnya begitu menggoda seperti diberikan cahaya kehidupan. Seiring dengan waktu, senja itu menjadi redup dan gelap.
"Dari pinjam Rp3 juta, jadi hilang tempat tinggal karena harus bayar utang yang sudah berbunga sampai Rp500 juta. Bunganya menjerat hingga mematikan kehidupan orang. Ada kasus karena terjerat rentenir sampai mengakhiri hidup lebih cepat," ungkapnya.
Menurut Ema, ini memang siklus dari jeratan rentenir. Sehingga menangani rentenir tidak bisa cukup dengan Satuan Tugas (Satgas).
Baca Juga: Program Desa Digital Dorong Petani Jabar Raih Keuntungan Lewat Kecanggihan Teknologi
Baca Juga: Tempat Nongkrong Murah di Bandung Paling Hits dan Cozy Jabarano Coffee, Lokasi Bersejarah