Dedi Mulyadi: Orang Sunda Akan Hilang, Nama Anak-anak Sudah Kearab-Araban

- 14 Desember 2023, 09:30 WIB
Dedi Mulyadi Sebut Orang Sunda Akan Hilang dalam Waktu Tak Lama Lagi.
Dedi Mulyadi Sebut Orang Sunda Akan Hilang dalam Waktu Tak Lama Lagi. /Kdm

GALAMEDIANEWS – Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menyebut orang Sunda akan hilang dalam waktu tak lama lagi. Hal tersebut diungkapkannya saat Dalam Safari Cinta Kanjeng Prabu Welas Asih yang digelar di Desa/Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan pada Rabu 13 Desember 2023.

Menurut Dedi, hal pertama yang menyebabkannya adalah hilangnya nama yang identik dengan orang Sunda. Bahkan di pedesaan pun banyak anak yang diberi nama kebarat-baratan dan kearab-araban.

Baca Juga: Banjir Gedebage Masih Terjadi, Begini Strategi Pemkot Bandung

Baca Juga: Kota Bandung Yakin Segera Keluar dari Darurat Sampah

“Kemarin bikin lomba bayi gemoy saya lihat dari seribuan peserta namanya asing, sangat sedikit yang Sunda. Kan masa nanti 20 tahun ke depan nama-nama Mak Icih, Mak Iroh ganti jadi Mak Gisel, kurang pas,” ujarnya.

Penyebab kedua, kata dia, adalah hilangnya garis genetik karena minimnya pengetahuan terhadap leluhur. Berbeda dengan orang Batak yang meletakkan marga pada namanya sehingga mudah teridentifikasi.

Prabu Siliwangi

Begitu juga orang Arab yang menyematkan ‘bin’ pada namanya. Bahkan hingga kini mereka masih bisa mengidentifikasi klaim garis keturunan hingga ke Nabi Muhammad SAW.

“Kalau orang Sunda mau mengakui garis keturunan Prabu Siliwangi susah, kebingungan, karena hilangnya tradisi genetik seperti orang Batak dan orang Arab,” ujarnya.

Baca Juga: Pentingnya Memprioritaskan Mental Health Kamu!

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Eksotis Dilalui Tol Cisumdawu, Ada Tempat Camping Ground, Untuk Liburan Akhir Tahun 2023

Hal tersebut diperparah dengan hilangnya bahasa karena tidak diterapkan pada anak-anak, makanan, tradisi berpakaian sampai arsitektur bangunan Sunda. Berbeda dengan orang Yogyakarta dan Bali yang masih mempertahankan tradisi yang pada akhirnya menjadi daya tarik wisatawan.

Di sisi lain masuknya budaya dan teknologi luar yang sangat mempengaruhi orang Sunda. Contoh kecil adalah hilangnya penamaan suatu daerah karena berubah menjadi perumahan baru dengan menggunakan nama asing.

“Ada bukit resident, bukit victoria, grand victoria dan sebagainya. Katanya bukit tapi letaknya di bawah dan banjir, itu mah bukan bukit tapi lembah,” ucap KDM yang juga Caleg DPR RI Dapil Purwakarta, Karawang dan Kabupaten Bekasi nomor urut satu dari Partai Gerindra itu.

Tergerus Zaman

Sehingga, lanjut Dedi, saat ia menjabat sebagai Bupati Purwakarta dua periode membuat peraturan agar pembangunan perumahan baru mengikuti nama asalnya. Sehingga identitas daerah tidak akan tergerus oleh zaman.

Baca Juga: Dunia Sepakat Kurangi Gunakan Bahan Bakar Fosil, Cegah Bencana Akibat Perubahan Iklim

Baca Juga: Pusat Gempa Terkini 2 Menit yang lalu di Sukabumi Jawa Barat Berada di Darat, Cukup Kencang, Ini Kata BMKG

“Itu semua terjadi disebabkan pemimpin yang tidak mengerti memperlakukan budaya dalam menjaga identitas wilayah. Sehingga orang Sunda mudah terhegemoni dalam aspek politik, orang Sunda sangat terbuka untuk dikuasai,” ujarnya.

Pada akhirnya keberadaan orang Sunda akan hilang seiring hilangnya budaya dan identitas diri. Ditambah masuknya para pendatang yang membawa budaya kuat dari masing-masing daerahnya.

“Orang Jawa datang ke sini tetap sebagai orang Jawa, orang Batak tetap menjadi Batak, orang Bugis tetap terlihat Bugis-nya. Yang akhirnya orang datang ke tatar Sunda tidak lagi mesti mengikuti budaya adat Sunda. Kalau semua itu terus terjadi bukan tidak mungkin dalam waktu dekat orang Sunda akan hilang,” pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah