Kondisi Kerja Buruk, Ratusan Petugas Laboratorium Covid-19 Mogok Kerja

- 17 September 2020, 21:36 WIB
Dokomentasi--Anggota serikat buruh Prancis mengikuti aksi demo menentang rencana reformasi pensiun pemerintah di Marseille sebagai bentuk partisipasi hari mogok dan protes nasional di Prancis, Kamis (5/12/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Jean-Paul Pelissier/wsj/djo
Dokomentasi--Anggota serikat buruh Prancis mengikuti aksi demo menentang rencana reformasi pensiun pemerintah di Marseille sebagai bentuk partisipasi hari mogok dan protes nasional di Prancis, Kamis (5/12/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Jean-Paul Pelissier/wsj/djo /

GALAMEDIA - Menganggap kondisi kerja yang buruk, ratusan petugas di laboratorium pengujian Covid-19 dari penjuru Prancis mogok kerja, Kamis, 17 September 2020.

Serikat pekerja CGT mengatakan, protes itu mengganggu jalannya pengujian laboratorium di sejumlah kota dan dapat berkepanjangan jika pemilik laboratorium gagal dalam negosiasi.

Sementara pemerintah meminta dilakukan tes yang lebih banyak dan lebih cepat dalam situasi lonjakan kasus baru Covid-19.

Baca Juga: Isolasi Mandiri Lebih Direkomendasikan Ketimbang Swab Test, Begini Alasannya

"Risiko ini akan terjadi hingga berpekan-pekan mendatang. Tunjangan COVID bukanlah jawaban. Memang hal itu bagus untuk para pekerja dalam hal tingkat upah, namun itu saja tak cukup," kata Eric Sellini, sekretaris federal CGT di cabang laboratorium seperti dilansirkan Antara.

Seorang perwakilan pekerja, Francois Blanchecotte, menyebut dampak protes itu terhadap proses pengujian Covid-19 tidak terlalu besar.

Sebagian petugas medis mengeluhkan kondisi "masa perang", di mana mereka harus berurusan dengan permintaan yang melimpah dan pasien yang agresif.

Baca Juga: Prabowo Masih Paling Top, Ridwan Kamil Elektabilitasnya Kalahkan Anies Baswedan

Protes para petugas laboratorium muncul pada hari yang direncanakan oleh CGT untuk menggelar unjuk rasa di jalanan secara nasional.

Serikat pekerja itu menuduh Presiden Emmanuel Macron menghancurkan sistem keamanan sosial Prancis, merusak layanan untuk masyarakat, dan menempatkan kepentingan bisnis besar di atas para pekerja, bahkan dalam kondisi pandemi yang telah membuat ekonomi hancur dan pemecatan pekerja terpaksa dilakukan.

CGT dan enam serikat pekerja lain dari sektor pendidikan menyatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa situasi ini mengharuskan "adanya reformasi mendalam dengan perubahan total dengan kebijakan sosial ekonomi saat ini juga."

Baca Juga: PA 212: Ahok Produk Gagal yang Terus Dipaksakan oleh Rezim

Kebijakan reformasi Presiden Macron untuk meliberalisasi ekonomi dan menunjang daya saing Prancis telah membuat munculnya gelombang protes, yang terkadang disertai kekerasan, selama tiga tahun ia menjabat.***

 

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x