Network
GALAMEDIA - Sejak beberapa bulan terakhir harga emas melonjak tajam, tak terkecuali di Indonesia. Harga emas batangan sudah di atas Rp 1 juta per gram.
Namun Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas ke depannya akan semakin mengalami penurunan.
Hal itu, ujar dia, akan dipengaruhi sejumlah hal khususnya membaiknya ekonomi dunia. Perbaikan itu ditandai dengan menguatnya ekonomi Amerika Serikat serta akan tersedianya vaksin Covid-19 di beberapa negara.
Baca Juga: Deklarasi KAMI Menuai Protes Keras, Ratusan Warga Tasikmalaya Turun ke Jalan
"Para pelaku pasar melihat bahwa ekonomi di Amerika Serikat akan lebih baik ke depannya dibandingkan prediksi sebelumnya," ujar dia, Jumat, 18 September 2020.
Ibrahim mengungkapkan, menguatnya ekonomi AS itu didukung oleh pernyataan The Fed, bank sentral Amerika Serikat, yang menginginkan inflasi di atas 2 persen.
Di sisi lain, saat ini data pengangguran di AS juga semakin berkurang. Bahkan industri manufaktur di negeri Paman Sam semakin membaik sehingga menyebabkan indeks dolar semakin menguat.
Baca Juga: Polisi Obok-obok Pangandaran, Cari Orang yang Kerap Menjual Minuman Keras
Terkait dengan Covid-19, Ibrahim menyebut harga emas ikut terpengaruh juga. Di saat sejumlah negara berlomba menyediakan vaksin, hal itu menjadi kabar baik.
Bahkan AS, ujar dia, dalam dua pekan ke depan akan memiliki vaksin. Sementara, di Rusia vaksin akan ada di Oktober, sedangkan di China dan Eropa vaksin masuk tahap ke III.
"Kunci mengatasi pandemi ini cuma satu, yaitu vaksin. Jika vaksin ada, maka ekonomi di dunia akan berputar dan tumbuh membaik," ujar dia dikutip dari wartaekonomi.
Baca Juga: Innalillahi, Ketua KPU Arief Budiman Positif Covid-19
Dengan membaiknya ekonomi dunia, maka pelaku pasar akan meninggalkan emas. Pasalnya, emas dinilai sudah tidak lagi menguntungkan untuk investasi.
Ia memprediksi harga emas akan kembali ke level terendahnya di kisaran 1.795 dolar AS per troy ounce atau Rp 932.000 per gram.***
