Rizki menambahkan, politik Dinasti adalah ancaman bagi demokrasi. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk terbuka matanya menolak hal tersebut.
"Kita juga tidak boleh memilih pemimpin yang mempunyai masa lalu yang kelam atas pelanggaran HAM juga penculikan para aktivis di era 98," tegasnya.
Baca Juga: Survei IPE: Elektabilitas Ganjar Pranowo - Mahfud MD 33,57 Persen, Unggul Jauh dari Paslon Lain
Baca Juga: HUT Ke-51 PDIP, Perayaan Digelar Hingga Level RT RW di Seluruh Indonesia
Rizki menyebutkan, aksi serupa juga dilakukan di banyak daerah dan kota. Sampai hari ini, ia mengatakan lebih kurang ada 800 kampus di 35 provinsi di Indonesia.
“Teknisnya memang beda-beda, dalam selebaran poster yang dibagikan itu, terdapat data-data dan fakta-fakta sejarah yang dikumpulkan dari beberapa media," pungkas Rizki.***