GALAMEDIANEWS - Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi, yang tengah memasuki puncak kekuasaannya, tetapi tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan, kini tengah bermain dalam politik yang canggih. Ia memberikan dukungannya kepada dua kandidat utama dan mengembangkan dinasti politik untuk memastikan pengaruhnya yang langgeng.
Meskipun Jokowi nampaknya mendukung kandidat dari partai penguasa, ia juga secara diam-diam mengumpulkan dukungan untuk Prabowo Subianto, dalam perlombaan memperebutkan kursi presiden ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Keputusan ini telah memicu spekulasi dan perdebatan di kalangan analis politik seerti dikutip Galamedianews dari Reuters.
Kedua kandidat utama ini telah menunjukkan niat mereka untuk melanjutkan kebijakan ekonomi Jokowi, yang berarti kelanjutan proyek-proyek penting seperti pemindahan ibu kota dari Jakarta dan pengembangan industri kendaraan listrik dalam ekonomi G20 senilai triliunan dolar.
Namun, tindakan Jokowi yang mendalam dalam politik patronase dan dinasti berpotensi bertentangan dengan reformasi demokratis yang telah dicapai oleh negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini. Meskipun tingkat persetujuan Jokowi sangat tinggi, tindakannya ini telah menimbulkan pertanyaan tentang niat sejati di balik langkah-langkahnya.